PUBLIK di 2022 sempat dikejutkan dengan kabar munculnya film Winnie The Pooh independen dengan genre horor. Mengingat karakter kartun ini menjadi banyak favorit banyak orang di masa kanak-kanaknya, banyak yang bingung mengapa Winnie the Pooh dijadikan horor.
Munculnya film Winnie the Pooh: Blood and Honey tak terlepas dari buku Winnie-the-Pooh (1962) yang masuk ke ranah publik. Sehingga sutradara Inggris Rhys Frake-Waterfielf, memanfaatkannya untuk menghadirkan film Winnie the Pooh yang belum pernah disaksikan sebelumnya. Namun, tampaknya respons Hong kong terhadap perilisan film ini terbilang negatif.
Baca juga:
Klarifiikasi Sutradara 'Wonder Woman 3' tentang Pembatalan Film

Film Winnie-the-Pooh: Blood And Honey sudah rilis di berbagai negara pada Februari 2023, dan mendapatkan kritikan yang cukup tajam serta negatif tapi tetap ditayangkan di layar lebar.
Namun, hal berbeda terjadi di Hong Kong pada pekan ini. Pasalnya, berdasarkan pengumuman, seharusnya film adaptasi dari karakter Winnie the Pooh itu seharusnya tayang pada 23 Maret 2023.
Pihak distributor yang bertanggung jawab menayangkan film tersebut di bioskop Hong Kong, yakni VII Pillars Entertainment, beberapa hari sebelum hari penayangan mendadak membatalkannya.
Sebagaimana dilansir The Guardian, Selasa (21/3), pihak VII Pillars Entertainment hanya menjelaskan bahwa mereka sangat menyesal tak bisa menayangkan film horor Winnie the Pooh itu tanpa memberikan detail alasan di balik pembatalan tersebut.
Baca juga:

Namun berbagai media serta warganet berargumen, alasan pembatalan film ini bukan karena respons yang negatif dari Winnie-the-Pooh: Blood And Honey, melainkan ini berhubungan dengan Pemerintah Tiongkok.
Sekadar informasi, sebenarnya sejak hampir 10 tahun terakhir, warganet kerap mengolok Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan menyamakan sosok pemimpin tertinggi di negara tersebut dengan karakter Winnie The Pooh.
Hal ini terjadi ketika ada warganet yang iseng mengedit gambar pertemuan Xi Jinping dengan mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dan menyamakannya seperti pertemuan Winnie The Pooh dan Tigger. Hal ini pun memicu lembaga sensor Tiongkok berupaya menargetkan hal-hal yang berhubungan dengan Winnie The Pooh.
Upaya sensor di Hong Kong memang sudah diperkuat sejak tahun 2021, dengan Beijing berupaya memastikan melarang film-film yang dianggap memiliki tema yang dapat menghasut, sehingga mendorong terganggunya 'keamanan nasional'. (aru)
Baca juga: