“CAPEK hidup, lalu tekan tombol twit."
Begitu keluhan yang biasa terlontar oleh generasi Millenial dan Z di media sosial. Capek menghadapi kehidupan menjadi fenomena yang semakin sering terjadi dalam masyarakat saat ini.
Namun, fenomena ini bukan dirasakan oleh generasi Milenial dan Z saja, tetapi juga oleh para lansia.
Menurut The Conversation, banyak orang tua yang merasa hidup mereka sudah mencapai titik puncak dan tidak lagi memiliki arti.
Contohnya saja Molly, seorang perempuan berusia 88 tahun, yang mengaku sudah lelah hidup kepada The Conversation, seperti dikutip oleh Indiana Express.
Meskipun dalam keadaan sehat, Molly merasa tidak ada lagi yang berarti dalam hidupnya. Dia telah kehilangan orang-orang terdekatnya: suami, saudara kandung, teman-teman, dan putra satu-satunya.
Molly merasa kesepian, tidak dihargai, dan merasa bahwa tidak ada lagi yang tersisa untuknya di dunia ini. Dia bahkan berharap bisa pergi dengan cepat.
Menyikapi fenomena kelelahan hidup ini, sejumlah peneliti di Eropa mencoba mencari tahu penyebabnya. Penelitian pun digelar. Para lansia jadi subjek penelitian untuk memahami fenomena ini serta mencari solusi yang tepat.
Baca juga:

Beberapa masalah yang diidentifikasi oleh peneliti adalah rasa kesepian yang menyakitkan, rasa sakit yang terkait dengan ketidakpedulian, kesulitan dalam ekspresi diri, kelelahan eksistensial, dan ketakutan menjadi sangat tergantung.
Kelelahan hidup bukan hanya terjadi pada mereka yang menderita secara fisik atau mengalami penderitaan sepanjang hidupnya. Bahkan orang yang merasa telah menjalani kehidupan yang memuaskan pun bisa mengalami kelelahan hidup.
Mereka merasa bahwa hidup mereka telah kehilangan makna dan sulit untuk membangun kembali tujuan hidup yang hilang.
Dalam konteks ini, beberapa ahli perawatan dan peneliti berpendapat bahwa ada suatu tahap di usia tua yang membuat seseorang secara bertahap melepaskan diri dari kehidupan dan siap untuk mengakhiri hidup mereka.
Kelelahan hidup memiliki karakteristik yang berbeda dengan penderitaan yang kita hadapi dalam kehidupan lainnya. Ini bukan hanya tentang meratapi masa depan yang hilang atau ketakutan akan masa depan yang tidak pasti.
Baca juga:

Kelelahan hidup adalah perasaan mendalam bahwa perjalanan hidup telah berakhir tanpa harapan dan terus berlarut-larut dengan rasa sakit yang tak terbatas.
Para peneliti menemukan fenomena kelelahan hidup menggambarkan bagaimana masyarakat modern telah menjauhkan orang tua dari masyarakat. Mungkin orang tua tidak lagi dihormati karena kebijaksanaan dan pengalaman mereka sudah dianggap tersaingi oleh hal lain seperti informasi dari dunia internet.
Maka penting untuk menyadari perasaan dan penderitaan orangtua yang mengalami hal ini. Masyarakat perlu mulai memberikan perhatian dan dukungan kepada mereka, serta mencari solusi yang sesuai untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan kualitas hidup yang baik dan bermakna. (kmp)
Baca juga:
Merawat Pasien Kanker Bisa Melelahkan, Begini Cara untuk Bertahan