Fenomena La Nina Tiga Tahun Berturut Landa Indonesia

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Sabtu, 15 Oktober 2022
Fenomena La Nina Tiga Tahun Berturut Landa Indonesia
Ilustrasi hujan. (Foto: Antara)

MerahPutih.com - Fenomena La Nina Triple-Dip mengancam banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 serta kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023.

"Triple Dip La Nina adalah fenomena unik. Masyarakat dan pemerintah pusat hingga daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, bandang, angin kencang, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan lain sebagainya," ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (15/10).

Baca Juga:

BMKG Beri Peringatan Dini Banjir, Pemprov DKI Siagakan Tim Reaksi Cepat

Ia memaparkan, fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001. Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca dan iklim di Indonesia. Salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.

"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," ujarnya.

La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.

Di sisi lain, pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia sehingga menggiatkan pertumbuhan awan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Dwikorita mengatakan, pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Niño Southern Oscillation (ENSO). Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Niño, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Niña, dan fase netral.

"Fenomena La Niña membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya," katanya.

Saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dan secara khusus terjadi di 24 provinsi dalam sepekan ke depan atau periode 15-21 Oktober 2022. (Knu)

Baca Juga:

BMKG Prakirakan Sebagian Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Ringan

#BMKG #Cuaca Buruk #Prakiraan Cuaca
Bagikan
Bagikan