NONGKRONG memang paling asyik sambil ngopi. Tidak perlu kopi mahal, cukup racikan kopi dari abang penjual kopi keliling bersepeda atau disebut Starbucks Keliling (Starling). Selain harganya murah, pembeli juga bisa asyik berbincang dengan penjual seputar hal-hal random.
Abang starling memang mudah ditemui. Biasanya nongkrong di trotoar bersama para penjual lainnya sambil menunggu pembeli datang. Ciri khasnya bersepeda dengan kumpulan kopi saset di bagian depan dan belakang, termos, tas waist bag untuk uang kembalian, hingga topi biar enggak kepanasan.
Penjualan mereka pun tergantung seberapa ramai orang di sekelilingnya. Biasanya, mereka sudah tahu titik mana saja ramai pengunjung. Salah satunya Citayam Fashion Week nan belakangan viral di media sosial. Tongkrongan biasa disebut remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok) tersebut berada di area Dukuh Atas, Sudirman.
Viralnya remaja SCBD menjadi magnet bagi banyak orang berdatangan ke daerah Dukuh Atas. Mereka ingin bertemu Jeje, Roy, Bonge, dan lainnya sekadar ingin menyapa, foto bareng, hingga bikin konten bersama. Di sela kegiatan itu, para pengunjung tentu tak mungkin tak jajan. Paling tidak sekadar minum.
Di antara banyak penjual jajanan di resto, kafe, atau minimarket di daerah biasanya jadi lalu-lalang para pekerja kantoran, paling mudah dijangkau tentu saja Starling.
Baca juga:

Remaja SCBD dan para pengunjung Dukuh Atas kini mayoritas masih berusia belasan tahun. Uang jajan mereka tentu terbatas. Membeli kopi kekinian dan teh boba akan menguras kantung. Apalagi mereka harus pergi-pulang dari rumah mereka di daerah Citayam, Bojong Gede, dan Depok ke Dukuh Atas. Tentu saja segelas kopi seharga Rp 5 ribu racikan abang Starling tidak terlalu berat.
Abang Starling pun mudah ditemukan di daerah tersebut. Mereka menghampiri pembeli. Pilihan minumannya pun banyak. Bisa memesan minuman dingin dengan pelbagai rasa jika ingin rasa segar di siang hari, atau minuman hangat selain kopi pun tersedia. Tak heran bila remaja SCBD betah nongkrong dengan bebas di daerah Sudirman. Terlebih, ruang publik di Sudirman sekarang juga sudah bersih dan tertata.
Kehadiran remaja SCBD dan para pengunjung lain di area Dukuh Atas bikin penjualan abang Starling naik kelas alias meraup banyak pendapatan. Adi salah satu pedagang kopi Starling, mengutip laman ANTARA, merasa diuntungkan dengan keberadaan anak-anak SCBD tersebut.
"Jadi meningkat Alhamdullilah, sehari itu bisa habisin 100 gelas dan kalau hari libur itu bisa sampai 150 gelas. Itu akibat dari banyakanya anak-anak nongkrong ya," kata Adi.
Baca juga:

Adi berasal dari Sampang, Madura itu mengaku sangat bersyukur dengan adanya fenomena ini sehingga jualannya cepat laku, tidak seperti bulan sebelumnya. Ia menjual segelas kopi dengan harga Rp 5 ribu. Jika dihitung, biasanya beroleh Rp 500 ribu, kini jadi naik kelas menjadi Rp 750 ribu per hari.
Lain Adi, lain Toriman. Ia mengaku omzetnya meningkat dibandingkan sebelum adanya fenomena remaja SCBD di kawasan Sudirman. Toriman biasanya hanya mendapat Rp 200 ribu per hari, kini menjadi Rp 700 ribu per hari. Toriman mengaku omzet tersebut didapatkan dari hasil berjualan sejak pagi hingga pukul 21.00 WIB.
Penjual kopi lainnya, Rafli juga mengaku beroleh hal sama seperti dialami abang Starling lainnya. "Sehari bisa sampai 100 dan hari libur bisa sampai 150-an gelas," tutur Rafli.
Remaja SCBD jadi berkah buat abang Starling. Meski begitu pembeli Starling di sana tidak hanya para remaja SCBD saja tetapi juga pihak lain, seperti satpam, karyawan, tukang sapu, pengurus taman, dan lainnya.
Kehadiran remaja SCBD tersebut sempat diresahkan beberapa pihak lantaran membuat kotor kawasan Dukuh Atas, karena banyak sampah gelas plastik, bungkus makanan, puntung rokok, dan lainnya. Pihak kepolisian sampai harus menggandeng salah satu sosok penting di SCBD sekaligus konten kreator TikTok, Jasmine Latika alias Jeje, untuk turut bersama-sama menjaga kebersihan dan ketertiban kawasan Sudirman.
Jeje turut mengingatkan para remaja di Dukuh Atas agar taat protokol kesehatan, menjaga kebersihan, dan tidak nongkrong lebih dari jam 22.00 WIB mengingat pada Minggu (10/7) dini hari ada aksi perampasan dengan korban remaja.
Jeje nan dikenal dengan kata Slebew, Bonge, Roy, Kurma, dan lainnya memang sedang menyita perhatian publik. Mereka disebut bocah SCBD karena para remaja kebanyakan asal Citayam, Bojong Gede, dan Depok tersebut mengekspresikan diri di daerah Dukuh Atas, Sudirman. (and)
Baca juga: