Fatal, Efek 2 'Tamparan Keras' Anies Buat FPI Cs Versi Pengamat

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Selasa, 17 Desember 2019
Fatal, Efek 2 'Tamparan Keras' Anies Buat FPI Cs Versi Pengamat
Gubernur DKI Anies Baswedan. Foto: MP/Asropih

MerahPutih.com - Pengamat Politik Karyono Wibowo menilai Gubernur DKI Anies Baswedan sudah 'menampar' muka citra kelompok Islam pendukungnya yang berkeinginan agar Jakarta terbebas dari pelbagai kebijakan sarat maksiat bagi warganya.

'Tamparan' itu dalam wujud pemberian penghargaan terhadap Diskotek Colosseum dan pemberian izin kegiatan Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 lalu.

Baca Juga:

Konser DWP Kemayoran Sampai Batal, DKI Bisa Tekor Rp6 Miliar

"Ini pukulan bagi mereka, sehingga kebijakan ini menurut saya bisa menjadi pemicu keretakan hubungan antara Anies dengan kelompok-kelompok kanan itu," kata Karyono kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/12).

Karyono menilai wajar apabila FPI dan kelompoknya mengkritik dua kebijakan Anies tersebut. Sebab, kelompok kanan yang menjadi pendukung Anies selama ini sudah mewanti-wanti agar Pemprov DKI tak mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

diskotek Colloseum
diskotek Colloseum

Menurut dia, kebijakan memberikan izin bagi DWP dan penghargaan untuk diskotek justru bertentangan dengan semangat syariat Islam yang kerap diusung kelompok kanan di setiap aksinya.

"Sementara Anies membuat kebijakan yang bertentangan dengan syariah. Karena itu wajar jika mereka kecewa berat terhadap Anies. Dan wajar jika kritik keras ini pertanda, bahwa ini menjadi persoalan serius bagi mereka," papar Karyono.

Efek Tamparan

DWP
Djakarta Warehouse Project, salah satu festival EDM terbesar di dunia. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Efeknya, kata Karyono, hubungan mesra yang terjalin sejak Pilkada 2017 lalu itu akan berpotensi berbalik merugikan Anies. Dia memperkirakan kelompok-kelompok itu mencabut dukungan politiknya di Pilkada DKI Jakarta 2022 bila Anies memutuskan maju kembali sebagai calon gubernur petahana.

"Kalau Anies melanjutkan, dan tak mencabut kebijakan itu, saya kira bisa berlanjut, bisa panjang urusannya. Nah, jadi kelompok ini bisa melakukan kritik lebih keras dan berbalik tak mendukung Anies," kata dia.

Dalam khazanah Ilmu Politik, Karyono memandang relasi yang terjalin antara aktor-aktor politik sifatnya hanya temporer. sama seperti adagium politik yang menyebut 'tak ada kawan dan lawan abadi dalam politik'. Dia membaca relasi yang terjalin antara Anies dan FPI Cs akan mengalami hal serupa.

Baca Juga:

Beri Penghargaan Kepada Diskotek Colosseum, Anies Dianggap Tabrak Aturan Sendiri

Menurut Karyono, bila kepentingannya sudah berbeda antara satu sama lain, bisa dipastikan akan berbalik tak mendukung atau mencabut dukungan yang sudah diberikan.

"Nah, kebijakan Anies yang sekarang ini dianggap tak berada dalam satu kepentingan yang sama dengan kelompok kanan, bisa jadi Anies yang dulunya kawan, bisa berubah jadi lawan. Bisa juga narik dukungan," tutup dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: MP/Asropih)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat acara reuni 212 (Foto: MP/Asropih)

Seperti diketahui, Front Pembela Islam (FPI) dan kelompoknya mengkritik keras kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penghargaan Adikarya Wisata pada diskotek Colosseum dan izin acara DWP 2019. Kritik ini bertolak belakang dengan sikap mereka yang kerap mendukung Anies sejak Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

DPP FPI bahkan telah mengeluarkan sikap yang menyebut acara DWP telah merusak generasi muda karena hanya sekadar pesta pora tanpa memiliki manfaat. Mereka meminta Anies cerdas dan kreatif dalam memimpin ibu kota.

Sama seperti FPI, Ketua Umum Persaudaraan Alumni atau PA 212 Slamet Maarif menilai langkah Anies memberikan penghargaan Adikarya Wisata kepada diskotek Colosseum justru keliru. Pihaknya akan menegur Anies atas kebijakan itu. (Knu)

Baca Juga:

Anak Buah Anies Tetap Izinkan Konser DWP 2019 Meski Didemo Acara Maksiat

#Djakarta Warehouse Project #Anies Baswedan #Front Pembela Islam (FPI)
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan