"CONGRATULATION! Selamat penduduk bumi! Kita baru saja mendapatkan bayi yang ke-10 miliar!" Begitulah kurang lebih bunyi salah satu paragraf dalam novel bertajuk Hujan karya Tere Liye. Sesaat kemudian, sang ibu dari tokoh bernama Lail mengeluhkan kotanya mendadak terasa semakin ramai. Kenyataannya, memang benar bahwa bumi semakin padat.
Meski tidak persis berada di angka yang sama, tetapi bumi baru saja menyambut jumlah penduduk yang kini menyentuh angka 8 miliar. Dikutip dari laman resmi PBB, bayi ke-8 miliar ini lahir tepat di hari populasi sedunia atau world population day, Selasa (15/10).
Baca Juga:
Pesan David Attenborough untuk Penduduk Bumi di A Life On Our Planet
"Perayaan hari populasi sedunia tahun ini menjadi sebuah batu loncatan penting. Mengingat kita sudah mengantisipasi dan memprediksi hal ini sebelumnya. Tentu saja ini menjadi momen bagi kita untuk merayakan keberagaman, kemanusiaan, dan kesadaran akan angka harapan hidup," ujar Secretary-General of United Nations António Guterres.

Guterres juga melanjutkan bahwa dengan perkembangan ini, ia berharap angka kematian pada anak-anak dan perempuan hamil dapat ditekan. Lebih jauh, ia menuturkan manusia harus semakin sadar dan saling bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Mengingat kini ada 8 miliar orang yang hidup dan bergantung terhadap alam.
Terlepas dari semakin padatnya bumi, sebenarnya angka pertumbuhan populasi secara global melambat. Angka ini menyentuh titik terendah sejak 1950 dan turun sekitar 1 persen pada 2020 lalu. Menurut prediksi PBB, jumlah manusia akan menyentuh angka sekitar 8,5 miliar pada 2030 dan 9,7 miliar pada 2050 mendatang. Lalu, akan mencapai puncaknya di level 10,4 miliar pada 2080 dan tetap akan di angka tersebut hingga 2100 nanti.
Baca Juga:
World Population Prospects 2022 menyatakan saat ini dua dari tiga negara di dunia mengalami penurunan angka fertilitas yang cukup signifikan. Populasi dari 61 negara diprediksi akan turun 1 persen antara tahun 2022 dan 2050.

Di sisi lain, jumlah penduduk India justru diperkirakan akan segera menyalip Tiongkok per 2023 nanti sebagai negara dengan penduduk terbanyak. Tujuh negara lainnya yang juga turut diprediksi memiliki peningkatan angka fertilitas adalah Republik Dominika, Mesir, Ethiopia, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Republik Bersatu Tanzania. Negara-negara di Sub-Sahara Afrika juga dinilai akan menyumbang setengah dari kenaikan populasi manusia menjelang 2050 nanti.
Perbedaan angka fertilitas dan populasi tiap negara ini dipengaruhi oleh banyak hal. Satu di antaranya adalah pandemi COVID-19. Di beberapa negara, selama pandemi, angka kehamilan dan kelahiran meningkat drastis. Namun, di beberapa negara lainnya, justru menurun. Sebagian lagi stagnan di angka yang sama.
Hal ini membuat populasi lansia (di atas 65 tahun) diperkirakan akan meningkat sebanyak 4 persen di 2050. Nantinya, jumlah lansia akan lebih banyak dibanding angka anak-anak (di bawah 5 tahun). Untuk itu, pemerintah tiap negara sudah harus mulai merencanakan berbagai kebijakan serta fasilitas publik dan kesehatan untuk menunjang kehidupan masyarakatnya pada tahun-tahun yang akan datang. (mcl)
Baca Juga: