MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan kocok ulang atau reshuffle kabinet untuk ketujuh kalinya. Anggota terbaru kabinet telah diumumkannya sekaligus langsung dilantik di Istana Negara, Rabu (15/6) siang.
Total ada 2 menteri baru dan 3 wakil menteri. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menggantikan posisi Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, sedangkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil kini diisi mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
Baca Juga:
Soal Reshuffle Kabinet, Puan: Menteri dari PDIP Aman
Adapun Sekjen Partai Bulan Bintang Afriansyah Noor mengisi jabatan Wamen Kementerian Tenaga Kerja, Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni ditunjuk jadi Wamen ATR/BPN, dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wempi Wetipo yang kini menduduki jabatan Wamen Kementerian Dalam Negeri.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan Presiden Jokowi melakukan perombakan berdasarkan perhitungan matang sekaligus merujuk pengalamannya sebagai kepala negara selama 8 tahun ini.
"Bukan hal yang tiba-tiba. Dengan pemikiran yang sudah cukup matang dan diskusi yang panjang, Presiden memang memerlukan semacam refreshing dari beberapa menteri dan wakil menteri. Ini dilakukan kenapa pada sekarang? Karena momentumnya dihitung paling pas saat ini," kata Pramono di Jakarta, Rabu (15/6).

Menurut Pramono, berdasarkan pengalaman memimpin dua periode selama 8 tahun itu, Presiden cukup memahami untuk mengatasi persoalan yang ada, termasuk urusan minyak curah, urusan pangan, dan urusan energi.
Tujuan perombakan kabinet memang bertujuan untuk membuat kerja kabinet lebih lincah. Apalagi, persoalan pangan dan inflasi saat ini juga telah menjadi persoalan dunia sehingga perombakan diperlukan.
"Itu yang menjadi prioritas (Jokowi). Maka, untuk itu kenapa kemudian ada penyegaran dalam tubuh kabinet," tutup Seskab, yang juga merupakan politikus PDIP itu. (Knu)
Baca Juga:
Menilik 6 Kali Perombakan Kabinet Sebelum Reshuffle Ketujuh Jokowi Tiba