Fadli Zon: Prabowo Hanya Ingatkan Ekonomi Indonesia Harus Berpijak ke Pasal 33 UUD 45
MerahPutih.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Fadli Zon menyatakan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto hanya mengingatkan ekonomi Indonesia harus kembali berpijak ke Pasal 33 UUD 1945.
Hal itu disampaikan Fadli untuk mengklarifikasi pernyataan Prabowo dalam debat pamungkas capres-cawapres menyinggung kesalahan presiden-presiden sebelumnya, terutama dalam kebijakan impor.
Partai Demokrat yang masuk dalam jajaran pendukung merasa tersinggung pada pernyataan Prabowo tersebut.
"Kita mengingatkan kembali ekonomi kita kembali berpijak pada yang diperintahkan konstitusi kita yaitu pasal 33 UUD 45. Bumi air yang terkandung di dalamnya dikuasai negara untuk sebesar-besar kemampuan rakyat," kata Fadli di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4) malam.
Karena itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini meminta partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak salah mengartikan pernyataan Prabowo. "Bukan seperti itu maksudnya, jadi tidak perlu disalahartikan," ujar Fadli.
Menurut Fadli pernyataan Prabowo bukan berarti melupakan capaian-capaian yang telah diraih oleh presiden-presiden sebelumnya, termasuk SBY. "Yang disampaikan Pak Prabowo secara garis besar kita mengingatkan bukan menafikan yang menjadi achievement. Kalau prestasi dan achievement kan sudah kita akui tapi ada tentu ada kekeliruan yang terjadi," ucap Fadli.
Namun, Prabowo-Sandi memiliki semangat untuk meneruskan suatu hal yang baik dari pemimpin-pemimpin sebelumnya. Sehingga, Fadli menegaskan Prabowo hanya mengingatkan saja, bukan menyinggung salah satu presiden.
"Saya kira itu (berpijak ke Pasal 33 UUD 45) yang mau diingatkan Pak Prabowo mungkin perjalanan bangsa kita ada yang menyimpang dari situ. Ada yang liberal atau terlalu kapitalis. Saya kira itu yang diingatkan," tandas Fadli.
Sebelumnya, dalam debat kelima Prabowo menyebut persoalan ekonomi dan deindustrialisasi yang menimpa Indonesia merupakan kesalahan semua pihak. Secara khusus Prabowo menyebut itu sebagai kesalahan presiden-presiden sebelum Jokowi.
"Saya tidak menyalahkan Bapak, ini kesalahan besar presiden-presiden sebelum Bapak. Kita semua harus bertanggung jawab. Bener. Itu pendapat saya," ujar Prabowo. (Pon)