Exposure Therapy Efektif Atasi Ketakutan terhadap Makanan


Banyak orang memiliki ketakutan berlebihan terhadap makanan(Foto:Freepik/freepik)
GONGGONG kencang anjing nan menusuk indra pendengaran sanggup bikin kamu gemetar dan berkeringat. Jika itu terjadi, itulah tanda kamu memiliku ketakutan terhadap hewan berbulu itu.Menghadapi ketakutan memang tidak pernah mudah. Apalagi jika ketakutan yang dimiliki berhubungan krusial dengan kelangsungan hidup sehari-hari seperti makanan.
Faktanya, banyak orang yang memiliki ketakutan berlebihan terhadap makanan. Hal itu disebabkan kondisi mental yang disebut eating disorder (ED). Menurut National Eating Disorder Association, sekitar 30 juta orang Amerika mengidap gangguan makan, di dalamnya termasuk anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan.
BACA JUGA:
"Penyebab gangguan makan biasanya dianggap sebagai kombinasi dari predisposisi biologis dan lingkungan. Misalnya, memiliki kecenderungan cemas atau perfeksionis dan diejek tentang ukuran tubuh atau berat badan itu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan makan," kata Jamal Essayli, asisten profesor pediatri dan psikiatri dan kesehatan perilaku.

Di beberapa kasus, pasien ED, terutama yang mengidap anoreksia, berakhir di rumah sakit lantaran kekurangan gizi. Mereka enggan makan karena bagi mereka makanan menyeramkan. Untuk itu, Essayli dan rekannya melakukan penelitian dengan merekrut 54 remaja berusia rata-rata 14 tahun yang melakukan rawat inap parsial karena gangguan makan.
Ia melakukan terapi paparan kepada para pasien dengan mengekspose apa yang ditakuti ke hadapan mereka saat berada di lingkungan yang aman. Terapi dilakukan selama lima hari seminggu dengan rata-rata delapan minggu lamanya per individu. Misalnya, pasien diberi permen ukuran penuh pada Senin, kue panggang pada Selasa, pizza pada Rabu, hidangan penutup pada Kamis, dan pancake pada Jumat.
BACA JUGA:
"Banyak dari pasien ini kekurangan berat badan atau mengalami penurunan berat badan, dan sangat cemas tentang makanan. Penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa makan pizza dan es krim di pesta itu tidak ada salahnya. Malahan itu sebenarnya bagian dari kehidupan yang memuaskan," kata Essayli.
Hal yang ditekankan Essayli dalam terapi ini ialah pembiasaan terhadap makanan. "Salah satu hal yang ingin kami uji ialah apakah pembiasaan di dalam dan di antara sesi penting untuk penambahan berat badan," kata Essayli.

Ia melanjutkan, "Misal, kamu takut pada anjing. Jika kamu melakukan terapi pemaparan dengan menghabiskan waktu di sekitar anjing, pembiasaan dalam sesi adalah saat kecemasan kamu berkurang saat bersama anjing."
Hasilnya, terapi exposure ini menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan para pengidap ED dari waktu ke waktu.(Kmp)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
