Kesehatan Mental

Exposure Therapy Efektif Atasi Ketakutan terhadap Makanan

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 19 Juni 2023
Exposure Therapy Efektif Atasi Ketakutan terhadap Makanan

Banyak orang memiliki ketakutan berlebihan terhadap makanan(Foto:Freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GONGGONG kencang anjing nan menusuk indra pendengaran sanggup bikin kamu gemetar dan berkeringat. Jika itu terjadi, itulah tanda kamu memiliku ketakutan terhadap hewan berbulu itu.Menghadapi ketakutan memang tidak pernah mudah. Apalagi jika ketakutan yang dimiliki berhubungan krusial dengan kelangsungan hidup sehari-hari seperti makanan.


Faktanya, banyak orang yang memiliki ketakutan berlebihan terhadap makanan. Hal itu disebabkan kondisi mental yang disebut eating disorder (ED). Menurut National Eating Disorder Association, sekitar 30 juta orang Amerika mengidap gangguan makan, di dalamnya termasuk anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan.

BACA JUGA:

Kerawanan Pangan Tingkatkan Potensi Gangguan Makan


"Penyebab gangguan makan biasanya dianggap sebagai kombinasi dari predisposisi biologis dan lingkungan. Misalnya, memiliki kecenderungan cemas atau perfeksionis dan diejek tentang ukuran tubuh atau berat badan itu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan makan," kata Jamal Essayli, asisten profesor pediatri dan psikiatri dan kesehatan perilaku.

gangguan makan
Memiliki kecenderungan cemas atau perfeksionis dan diejek tentang ukuran tubuh atau berat badan itu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan makan. (Foto: Wayhomestudio/freepik)

Di beberapa kasus, pasien ED, terutama yang mengidap anoreksia, berakhir di rumah sakit lantaran kekurangan gizi. Mereka enggan makan karena bagi mereka makanan menyeramkan. Untuk itu, Essayli dan rekannya melakukan penelitian dengan merekrut 54 remaja berusia rata-rata 14 tahun yang melakukan rawat inap parsial karena gangguan makan.


Ia melakukan terapi paparan kepada para pasien dengan mengekspose apa yang ditakuti ke hadapan mereka saat berada di lingkungan yang aman. Terapi dilakukan selama lima hari seminggu dengan rata-rata delapan minggu lamanya per individu. Misalnya, pasien diberi permen ukuran penuh pada Senin, kue panggang pada Selasa, pizza pada Rabu, hidangan penutup pada Kamis, dan pancake pada Jumat.

BACA JUGA:

Bahaya, Almond Mom Picu Gangguan Makan pada Anak


"Banyak dari pasien ini kekurangan berat badan atau mengalami penurunan berat badan, dan sangat cemas tentang makanan. Penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa makan pizza dan es krim di pesta itu tidak ada salahnya. Malahan itu sebenarnya bagian dari kehidupan yang memuaskan," kata Essayli.


Hal yang ditekankan Essayli dalam terapi ini ialah pembiasaan terhadap makanan. "Salah satu hal yang ingin kami uji ialah apakah pembiasaan di dalam dan di antara sesi penting untuk penambahan berat badan," kata Essayli.

eating disorder
Terapi exposure ini menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan para pengidap ED dari waktu ke waktu. (Foto: Pressfoto/freepik)


Ia melanjutkan, "Misal, kamu takut pada anjing. Jika kamu melakukan terapi pemaparan dengan menghabiskan waktu di sekitar anjing, pembiasaan dalam sesi adalah saat kecemasan kamu berkurang saat bersama anjing."

Hasilnya, terapi exposure ini menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan para pengidap ED dari waktu ke waktu.(Kmp)

BACA JUGA:

Mengenal Manoreksia, Gangguan Makan pada Laki-Laki

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan