MerahPutih.com - Gunung Merapi erupi kembali pada Selasa (19/1) pukul 02.37 WIB. Erupsi Merapi tersebut mengakibatkan hujan abu vulkanik di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.
Data dihimpun dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, terjadi awan panas guguran satu kali dengan jarak luncur 1.800 meter ke Kali Krasak dan Boyong. Tinggi kolom 500 meter di atas puncak angin bertiup ke timur.
Baca Juga:
Tinjau Penanganan Gempa, Jokowi Bertolak Menuju Sulawesi Barat
Seorang warga Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Sunarto (38) mengaku, hujan abu vulkanik mulai dirasakan warga sekitar pukul 03.00 WIB. Hujan abu muncul tidak lama setelah di puncak terjadi erupsi.
"Hujan abu lumayan tebal terjadi selama kurang lebih 3 jam. Rumah warga yang berjarak sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi terkena abu semua," ujar Sunarto pada Merahputih.com, Selasa (19/1).
Ia mengatakan, warga yang biasanya beraktivitas bertani dan berjualan ke pasar pada pukul 05.00 WIB terpaksa berdiam diri di dalam rumah karena derasnya abu vulkanik yang tertiup angin. Hujan abu vulkanik mulai reda sekitar 07.00 WIB.
"Setelah melihat hujan abu reda warga baru berani keluar rumah beraktivitas biasa dengan tetap memakai masker karena abu terasa tebal di jalan-jalan," kata dia.

Seorang relawan Merapi asal Kabupaten Klaten, Jack Donald mengemukaka, hujan abu di Klaten terjadi di Desa Sidorejo dan Tegalharjo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Intensitas hujan abu tipis terjadi sejak pukul 03.30 WIB.
"Warga tidak panik saat terjadi hujan abu vulkanik karena jarak rumah aman dari puncak merapi. Sedangkan warga di zona merah sebagian sudah pada mengungsi," tutur Jack.
Ia menambahkan, hujan abu di Klaten mulai reda terjadi pukul 06.30 WIB. Warga pun langsung membersihkan lantai rumah yang terkena hujan abu vulkanik.
"Situasi di puncak aman dan terkendali. Warga tetap meningkatkan kewaspadaan," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Tinjau Penanganan Gempa, Jokowi Bertolak Menuju Sulawesi Barat