MerahPutih.com - Status Gunung Anak Krakatau, di perairan Selat Sunda antara wilayah Provinsi Lampung dan Banten, naik ke Level III dari sebelumnya Level II.
Angkasa Pura II mengungkapkan, belum ada dampak signifikan terhadap aktivitas penerbangan mudik Hari Raya Idul Fitri dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
VP of Corporate Communication Angkasa Pura II Hufron Kurniadi menerangkan, penerbangan masih cukup aman dan tidak mengganggu jadwal penerbangan. Sehingga masyarakat yang akan mudik masih tetap terlayani dengan baik serta nyaman.
Baca Juga:
Pantau Anak Gunung Krakatau, KN SAR 224 Basudewa Disiagakan
“Tentu kita berharap, erupsi segera berakhir dan tidak mengganggu penerbangan sehingga masyarakat yang hendak mudik dapat terlayani dengan baik, aman, sehat, dan nyaman," tutur Hufron Kurniadi dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (27/4).
AP II telah berkoordinasi dengan seluruh stakeholders termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Injourney Holding, dan AP II yang merupakan anggota dari holding itu.
"Antisipasi pasti dilakukan sehubungan dengan lonjakan penumpang, AP II dan seluruh stakeholder terus berkoordinasi secara erat untuk memastikan pelayanan yang terbaik," ungkapnya.
Menurut Hufron, mulai 22 April-13 Mei 2022 diaktifkan Posko Angkutan Lebaran 1443 H di 20 Kantor Cabang Angkasa Pura II.
Baca Juga:
Siap Siaga Hadapi Tsunami Akibat Naiknya Aktivitas Anak Gunung Krakatau
Sementara itu, AP II mengimbau kepada masyarakat agar dapat melakukan mudik lebih awal agar keberangkatan penerbangan terdistribusi dengan baik, atau tidak terkonsentrasi di waktu-waktu tertentu.
Status Gunung Anak Krakatau meningkat dari Level II atau Waspada ke Level III atau Siaga. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada potensi tsunami.
"Dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Level II menjadi Level III, maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami, terutama di malam hari sesuai info yang disampaikan BMKG," kata Kepala BMKG Dwikorita dalam konferensi pers virtual di akun YouTube Info BMKG, Senin (25/4).
Dwikorita mengingatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami.
Karena itu, dia memastikan pihaknya bersama PVMBG, Badan Geologi, hingga BPBD setempat akan memantau kondisi gelombang air laut di sekitar Gunung Anak Krakatau.
"Untuk antisipasi potensi terjadi tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau, BMKG bersama PVMBG-Badan Geologi di bawah Kementerian ESDM, terus memonitor perkembangan Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda," ucapnya.
Dwikorita menjelaskan mengapa masyarakat diminta lebih mewaspadai potensi tsunami di malam hari. Sebab, sebut dia, peningkatan gelombang air laut lebih sulit terlihat di malam hari.
"Artinya, aktivitas masih bisa terus berjalan," ujarnya. (Knu)
Baca Juga:
PVMBG: Penyeberangan di Selat Sunda Aman dari Letusan Gunung Anak Krakatau