MerahPutih.com - Berbagai langkah dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mengantisipasi lonjakan harga minyak goreng di pasaran.
Menteri BUMN, Erick Thohir menargetkan 1,2 juta liter minyak goreng siap dijual dalam program operasi pasar guna menstabilkan harga minyak.
Baca Juga:
Harga Minyak Goreng Melambung, Kadin Dukung Dana Pungutan Ekspor Sawit Dipakai Subsidi
"Tapi produk (minyak) mereknya berbeda nanti," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir, Senin (10/1).
Erick mengatakan, anak usaha Holding Perkebunan PT Industri Nabati Lestari (INL), tengah mengembangkan produksi turunan CPO. Kemasan sederhana INL ini baru dikembangkan saat harga minyak melambung 2021 lalu.
Harga minyak INL sesuai harapan pemerintah yakni Rp 14 ribu per liter yang tersedia dalam dua kemasan yakni 450 ml dan 900 ml.
"Kita pakai brand INL karena ini khusus brand ekonomis (value for money)," ungkap Erick.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah ini menyebut, BUMN harus memanfaatkan momentum dengan mulai mengenalkan kemasan sederhana khusus untuk pasar tradisional dengan brand INL.
"Untuk sementara akan beredar wilayah Medan dan Sumut dulu," ucap Erick.
Baca Juga:
Perusahaan BUMN Bakal Gelontorkan 3,7 Liter Minyak Goreng Sampai Mei 2022
Mulai Januari 2022, BUMN telah memiliki tiga produk minyak dengan segmentasi berbeda yakni Nusakita 100 persen price index dari market leader (bimoli), Salvaco (92-95 persen price index bimoli), dan kemasan sederhana INL 88 sampai 90 persen price index market leader /(bimoli).
"Kapasitas mesin pengemas baru mulai kita investasi tahun ini dan akan berkembang terus sampai 2023," pungkas Erick. (Asp)