Erick Thohir Diminta Bereskan Bisnis Sampingan Direksi Garuda Indonesia

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 08 Desember 2019
Erick Thohir Diminta Bereskan Bisnis Sampingan Direksi Garuda Indonesia
Ilustrasi pesawat Boeing 747 milik maskapai Garuda Indonesia. Merahputih.com/Rizki Fitrianto

MerahPutih.com - Pengamat energi Ferdy Hasiman menilai Menteri BUMN, Erick Thohir perlu merombak total jajaran direksi maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Perombakan ini penting agar Garuda menjadi perusahaan yang sehat secara bisnis dan mampu memperbaiki kinerja keuangan perseroan.

Menurut Ferdy, dengan memperbaiki bisnis dan kinerja, Garuda baru bisa melayani penerbangan domestic-internasional dengan baik.

Baca Juga

BUMN Harus Bersih dari Mafia, Kartel dan Bandit

"Sulit mengharapkan kinerja Garuda yang bersih, jika Direksinya masih memiliki bisnis sampingan, seperti yang terjadi dengan kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal," kata Ferdy dalam keterangannya, Minggu (8/12)

Ferdy mengatakan, sulit bagi Garuda menjadi maskapai penerbangan terbaik dan memiliki kinerja keuangan baik, jika direksinya memiliki bisnis sampingan untuk memperkaya diri.

Kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di pesawat baru milik Garuda yang melibatkan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Ashkara adalah kecelakaan besar

Menteri BUMN Erick Thohir (kanan depan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah depan) memeriksa motor Harley yang diduga milik AA dan ditengarai diselundupkan lewat pesawat baru Garuda dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019). ANTARA/Aji Cakti
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan depan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah depan) memeriksa motor Harley yang diduga milik AA dan ditengarai diselundupkan lewat pesawat baru Garuda dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019). ANTARA/Aji Cakti

Ari Ashkara ini sebelumnya terlibat dalam rekayasai laporang keuangan atau manipulasi akuntansi yang menyebabkan pemegang saham dan investor merugi. Ironisnya, menteri BUMN waktu itu, Rini Soemarno tak mencopot Ari dari posisi Direktur utama.

Baca Juga

Menko Luhut: Kami Dukung Upaya Menteri BUMN Menertibkan Garuda Indonesia

"Padahal, manipulasi akuntasi adalah kejahatan korporasi paling besar. Jika dicopot pada saat melakukan rekayasa keuangan, tidak akan terjadi kejahatan penyelundupan seperti terjadi sekarang," ungkap Peneliti Alpha Research Database ini.

Sebagai risiko tak memiliki Direktur yang visioner dan memiliki perhatian khusus terhadap perusahaan, Garuda terus ditimpa kerugian.

Sejak tahun 2014, Garuda mengalami kerugian besar. Tahun 2014 mengalami kerugian sebesar Rp 5.1 triliun, tahun 2017 merugi sebesar Rp 2.2 triliun dan tahun 2018 sebesar Rp 2.78 triliun. Sementara beban operasional penerbangan sangat besar, tahun 2017 sebesar Rp 34.6 triliun dan 2018 meningkat sebesar Rp 38 triliun.

Kerugian ini memang dipompa oleh biaya operasional penerbangan Garuda termasuk pembelian avtur, pembelian perangkat lunak dan keras pesat pesawat. Tahun 2018, biaya Bahan Bakar, termasuk avtur (43,57%) sebesar Rp 19 triliun dan biaya sewa.

Ferdy menduga, bisa saja Garuda melakukan kartel tiket, tingga bekerjasama dengan maskapai lain untuk menaikan harga. Kenaikan tiket pesawat berdampak buruk terhadap perekonomian.

Baca Juga

Menhub Lagi Hitung Denda untuk Garuda, Berapa Ya Kira-Kira?

Sektor pariwisata adalah bagian yang paling berdampak dari mahalnya harga tiket. Padahal, pemerintahan Jokowi sedang gencar mendorong pembangunan pariwisita, termasuk mendesain 10 destinasi pariwisata untuk menambah devisa negara.

"Tanpa melakukan lompatan besar, kinerja keuangan Garuda Indonesia tidak akan pernah berubah," tutup Ferdy. (Knu)

#Erick Thohir
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan