MerahPutih.com - Kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina terus berlanjut. Hal itu berdampak pula terhadap besaran subsidi BBM yang harus dikeluarkan pemerintah.
Meski harga global telah melambung tinggi, namun pemerintah Indonesia masih dapat menjaga harga bbm subsidi jenis Pertalite senilai Rp7.650 per liter.
Baca Juga:
SPBU Catat Pelat Nomor Kendaraaan Saat Isi BBM Bersubsidi
Padahal, pada Maret 2022 realisasi Mean of Platts Singapore (MOPS) Pertalite rata-rata USD 128,19 per barel atau naik 63 persen dari rata-rata tahun 2021 sebesar USD 78,48 barel.
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, pemerintah belum memiliki rencana terkait penyesuaian harga BBM jenis Pertalite.
Ia mengatakan, mengatakan bila melihat harga BBM di luar negeri berbagai macam, ada yang Rp 50.000 atau Rp 60.000 per liter.
"Tentu pemerintah mengambil posisi masyarakat yang mampu tidak boleh disubsidi, makanya harga Pertamax dinaikkan," katanya.

Harga Pertamax setelah dinaikkan pun, tegas Erick, masih berada di bawah harga pasar, sehingga ada komponen subsidinya.
"Saya sudah sampaikan tidak mungkin pemerintah dengan kondisi pangan dan energi seperti sekarang, pemerintah mendiamkan, tidak melakukan intervensi, tidak mungkin. pemerintah pastinya hadir," katanya.
Ia menegaskan, mekanisme kehadiran pemerintah melalui berbagai cara. Seperti saat pandemi COVID-19 ini, pemerintah menyediakan obat, vaksin gratis, dan sebagainya. (Asp)
Baca Juga:
Pelaku Penyelewengan BBM Tengah Diincar Polisi