MerahPutih.com - Ketua Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan
Imunisasi massal vaksi COVID-19, ditargetkan bisa dilakukan pada Februari 2021. Imunisasi harus berjalan lebih dahulu dari semua program terkait pandemi saat ini.
"Kita ingin pastikan imunisasi massal berjalan baik di awal tahun depan. Memang waktunya sangat sempit," jelas Erick dalam diskusi daring, Sabtu (15/8).
Ia menegaskan, Indonesia sehat harus berjalan lebih awal, lalu pogram bantuan, selanjutnya stimulus vaksin, dan terakhir imunisasi massal.
"Kalau ini sudah dilakukan, baru kita bicara Indonesia tumbuh," katanya.
Baca Juga:
Abai Protokol Kesehatan, Penambahan Pasien COVID-19 Capai 2.345 Orang
Erick mengatakan, penemuan vaksin ibarat quick win dalam menyudahi pandemi. Hal ini, menjadi jalan singkat bagi Indonesia agar tidak terus-menerus menghadapi persoalan akibat COVID-19.
"Memang, suka tidak suka, kita harus mencari jalan singkat bagaimana vaksin ini bisa ditemukan," ujar Erick.
Erick bersyukur, BUMN sejak awal telah bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, BPPT, LIPI, BPOM, Kemenristek, dan universitas untuk mencoba menemukan vaksin Merah Putih yang saat ini masih berlangsung.
Ia optimistis, Indonesia bisa mendapatkan vaksin tersebut pada awal 2021.
"Insya Allah, kemarin laporan terakhir, di 2021 bisa ada jalan keluar, kita menemukan vaksin merah putih," ucap Erick.
Selain itu, PT Bio Farma (Persero) juga sudah siap dengan kapasitas produksi sampai 250 juta vaksin per tahun.
Bio Farma juga terus berupaya melakukan kerja sama dengan banyak pihak, mulai dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), Korea, China, hingga Uni Emirat Arab.
Erick berharap, setelah ditemukan vaksin dan imunisasi massal, perekonomian Indonesia perlahan bisa bangkit. Ia pun menyerukan agar pengusaha bersabar dengan situasi pandemi saat ini.
“Karena itu kemarin saya ketemu Kadin, kami sampaikan, sabar karena setelah ini dilakukan, baru kita bicara Indonesia tumbuh,” katanya.

Sementara Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo mengungkapkan jika kasus virus Corona (COVID-19) di Pulau Jawa selesai, maka akan mengurangi 74 persen kasus di Indonesia.
"Dan kita semua tahu Pulau Jawa dengan penduduk 160 juta jiwa adalah daerah yang memberikan kontribusi ekonomi terbesar di Indonesia," kata Kepala BNPB ini, Sabtu (15/8).
Doni mengatakan Presiden telah memerintahkan untuk fokus kepada daerah-daerah yang memiliki risiko besar. Pulau Jawa adalah salah satu daerah dengan risiko yang paling tinggi.
"Kita harus menjaga masyarakat yang sehat agar tetap sehat, yang kurang sehat harus kita pulihkan dan yang sakit kita obati," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Doni Tegaskan Virus COVID-19 Masih Sangat Berbahaya