Erdogan Sebut Pembantaian Etnis Muslim Rohingya Merupakan Genosida

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 02 September 2017
Erdogan Sebut Pembantaian Etnis Muslim Rohingya Merupakan Genosida
President Turki Tayyip Erdogan di Istanbul, Turki, Minggu (16/4). (ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer)

MerahPutih.com - Ratusan etnis Rohingya yang meninggal di Myanmar selama sepekan terakhir merupakan genosida. Pembantaian umat manusia itu ditujukan ke komunitas Muslim di kawasan itu.

Hampir 400 orang telah meninggal dalam pertempuran yang melanda bagian barat laut Myanmar selama sepekan, demikian data resmi yang baru, membuatnya barangkali kekerasan yang paling mematikan menimpa kaum minoritas Rohingya di negara itu dalam beberapa dekade.

"Telah terjadi genosida di sana. Mereka tetap diam terhadap ini... Semua yang melihat dari jauh genosida ini dilakukan di bawah kerudung demokrasi juga bagian dari pembunuhan massal ini," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada perayaan Idul Adha yang diadakan Partai AK di Istanbul, Jumat (1/9) waktu setempat.

Erdogan, yang akarnya didasarkan pada politik Islam, telah lama mengambil posisi kepemimpinan di antara komunitas Muslim dunia. Ia mengatakan sudah menjadi tanggung jawab moral Turki untuk mengambil sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Myanmar.

Presiden Erdogan menyatakan isu tersebut akan dibahas secara rinci ketika para pemimpin dunia mengadakan pertemuan dalam Sidang Umum PBB pada 12 September di New York.

Sekitar 38.000 orang Rohingya telah melintas ke Bangladesh dari Myanmar, sumber-sumber di PBB mengatakan, sepekan setelah para pejuang Rohingya menyerang pos-pos polisi dan sebuah pangkalan tentara di negara bagian Rakhine, yang mendorong bentrokan-bentrokan dan ofensif balasan oleh militer.

Bentrokan dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh tentara telah menewaskan sekitar 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua pejabat pemerintah dan 14 warga sipil, kata militer Myanmar pada Kamis (30/8).

Serangan tersebut merupakan peningkatan tajam dari kemelut yang terjadi sejak Oktober, ketika serangan serupa yang dilancarkan oleh geriyawan Rohingya dengan ukuran yang jauh lebih kecil terhadap pos keamanan, mendorong militer melakukan serangan balasan besar-besaran diikuti dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Sementara beberapa warga Rohingya mencoba menyeberang ke Bangladesh melalui darat, yang lain mencoba melakukan perjalanan berbahaya dengan menggunakan perahu, melintasi sungai Naf yang memisahkan kedua negara itu. (*)

Sumber: REUTERS/ANTARA

#Recep Tayyip Erdogan #Pengungsi Rohingya
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan