Erdogan dan Zelenskyy Bahas Keberlanjutan Ekspor Pangan di Laut Hitam


Pekerja menyimpan biji-bijian di terminal selama panen jelai di wilayah Odesa, saat serangan Rusia di Ukraina (ANTARA FOTO/REUTERS/Igor Tkachenko/wsj)
MerahPutih.com - Kremlin mengumumkan menarik diri dari keikutsertaannya dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dengan alasan bagian Rusia dari perjanjian itu tidak dilaksanakan.
Perjanjian itu ditandatangani oleh Rusia, Ukraina, PBB, dan Turkiye untuk memfasilitasi keberlanjutan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, yang sempat terhenti akibat perang yang dimulai pada Februari 2022.
Baca Juga:
Erdogan Kembali Pimpin Turkiye, Jokowi Ucapkan Selamat
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membahas kelanjutan kesepakatan pangan Laut Hitam.
"Kedua pemimpin membahas lebih dalam perpanjangan kesepakatan koridor pangan Laut Hitam, " kata Direktorat Komunikasi Turkiye.
Dalam perbincangannya itu, Erdogan menyatakan, Turkiye telah melakukan upaya intensif dalam menjaga perdamaian.
Rusia menarik diri dari perjanjian ekspor pangan Laut Hitam karena menilai beberapa bagian dari kesepakatan yang berkaitan dengan kepentingan Rusia belum terpenuhi hingga kini.
Perjanjian yang ditandatangani Turkiye, PBB, Rusia, dan Ukraina pada Juli tahun lalu tersebut ditujukan untuk melanjutkan ekspor pangan dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang sempat terhenti karena perang Ukraina.
Kesepakatan tersebut telah diperbarui beberapa kali dan diperpanjang selama dua bulan pada 18 Mei.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, keempat pihak membentuk Pusat Koordinasi Bersama tahun lalu di Istanbul untuk mengawasi proses pengiriman ekspor pangan dari Laut Hitam.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat membelokkan makna dan esensi dari Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam, menyusul keputusan Moskow untuk menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan tersebut.
"Barat tanpa malu-malu mendapat untung dari kesepakatan biji-bijian. Itu benar-benar mendistorsi arti dari perjanjian ini dan esensinya," kata Putin dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Erdogan Kembali Terpilih Jadi Presiden Turkiye
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Gencatan Senjata Mulai Berlaku, Ribuan Pengungsi Palestina Kembali ke Gaza

DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia

Global Sumud Flotilla Berada 570 Kilometer Dari Gaza, Tidak Bakal Berhenti Sampai Pengepungan Dipatahkan

[HOAKS atau FAKTA] : Persiapan Perang Lawan Indonesia dan Rusia, Israel Minta Bantuan ke NATO
![[HOAKS atau FAKTA] : Persiapan Perang Lawan Indonesia dan Rusia, Israel Minta Bantuan ke NATO](https://img.merahputih.com/media/57/3c/29/573c292140583f08ff492285146133df_182x135.png)
Pelapor Khusus PBB Sebut 680.000 Orang Gaza Tewas Akibat Serangan Israel, Itu Angka Terendah

Di Debat Darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Indonesia Kecam Serangan Israel ke Qatar

Media Belanda de Volkskrant Temukan Dugaan Serangan Tembakan Yang Disengaja ke Anak-Anak di Gaza

DPR Kecam Serangan Israel ke Qatar, Sebut Bisa Memicu Konflik di Timur Tengah

Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
