BERDASARKAN Rencana Strategis Kementerian ESDM tahun 2020-2024, Konsumsi Listrik per Kapita pada 2022 ditargetkan dapat mencapai 1.268 kWh per kapita. Lalu pada 2024 diharapkan dapat mencapai 1.408 kWh per kapita.
Melihat angka yang ditargetkan pemerintah tersebut, diperlukan management tools untuk memonitor pemakaian listrik guna mencapai efektivitas pemakaian listrik yang bijak dan optimal.
Setiap tahun, konsumsi listrik nasional tercatat terus meningkat. Meski naiknya konsumsi listrik nasional menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa, hal ini turut menyumbang keadaan menipisnya cadangan minyak bumi yang berdampak pada kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan sudah tentu mempengaruhi kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
Karena itu, diperlukan kesadaran serta usaha dari pengguna listrik untuk melakukan upaya supervisi dan penghematan. Di sisi lain, perkembangan teknologi saat ini khususnya teknologi informasi dan telekomunikasi berbasis web telah meningkat cukup pesat.
Kemajuan teknologi ini turut memberikan peranan penting bagi kemudahan dan fasilitas dalam memonitor konsumsi pemakaian listrik. Salah satunya, melalui tools Energy Monitoring System (EMS) berbasis web.
Baca juga:

"EMS berbasis web merupakan sebuah inovasi perangkat yang dapat membaca dan memantau penggunaan energi listrik secara otomatis dan terkomputerisasi via LAN/WAN atau GPRS.
Sistem terintegrasi ini dapat memberikan data konsumsi energi pemakaian listrik secara real time yang diperlukan untuk melakukan efisiensi dan optimasi baik dari sisi ekonomi, teknis, dan ekologi bagi korporasi maupun kebutuhan rumah tangga,” ujar Founder PT Diwabara Digital Solusi (DDS), Bambang Kuncoro, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Kamis (18/1).
EMS menjadi hal penting dalam suatu proses produksi di pabrik karena terbukti mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan terkait sistem monitoring energi. Termasuk mendapatkan detail penggunaan listrik di suatu persil, sistem software untuk perekaman data transaksi dan memudahkan pelaporan, meminimalisasi kesalahan pencatatan, hingga fungsi deteksi penyalahgunaan energi.
Baca juga:

PT DDS pun menghadirkan EMS berbasis web untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan, khususnya pabrik. Antara lain terkait human error ketika pencatatan, kendala mendapatkan data history secara lengkap sebagai bahan analisa jika muncul masalah, hingga sulit mendapatkan data keseimbangan energi.
Data disajikan melalui sebuah aplikasi dashboard client berbasis Android yang dapat diakses perangkat laptop dan smartphone.
“Berangkat dari hal tersebut, monitoring energi mempunyai peran yang sentral sebagai dasar untuk melakukan supervisi dan kontrol pemakaian energi. Hasil akhirnya diharapkan dapat meningkatkan produksi dan menekan biaya yang muncul,” papar Bambang.
Kebutuhan akan EMS berbasis web besutan PT DDS telah diimplementasikan di berbagai korporasi swasta hingga pemerintah. Melalui berbagai inovasinya, EMS diharapkan dapat menjawab Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL), indikator pemadam kebakaran, manajemen aset kelistrikan, sistem manajemen smart Penerangan Jalan Umum (PJU). (and)
Baca juga:
Apakah Energy Drink Aman Bagi Kesehatan?