Empat Alasan Penggunaan Vaksin Produk Lokal Mendesak Dilakukan

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Rabu, 24 November 2021
Empat Alasan Penggunaan Vaksin Produk Lokal Mendesak Dilakukan
Vaksinasi terhadap kelompok lanjut usia (lansia). Foto: ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

MerahPutih.com - Pemerintah diminta menggunakan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri karena diyakini akan mendatangkan manfaat lebih besar. Terlebih ada vaksin produksi dalam negeri yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hal itu disampaikan Ketua Fraksi PAN DPR, Saleh Partaonan Daulay dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (22/11). Dalam RDP itu hadir Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan.

"Ini peluang besar untuk memenuhi kebutuhan vaksin secara nasional," kata Saleh, Selasa (23/11).

Baca Juga

Pemprov DKI Terima Penghargaan dari Kemenkes Terkait Tes Lacak dan Vaksinasi COVID-19

Selain itu Komisi IX DPR juga menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Pengurus Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dan Pengurus Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI).

Saleh menilai apabila vaksin dalam negeri sudah mendapatkan EUA, berarti telah melewati seluruh tahapan riset yang ketat termasuk sejumlah uji klinis yang dipersyaratkan sehingga patut disesalkan kalau tidak dimanfaatkan.

Menurut dia, ada beberapa alasan mengapa penggunaan vaksin produk lokal mendesak. Pertama, Indonesia harus benar-benar berdaulat dalam hal pemenuhan kebutuhan vaksin COVID-19 karena selama ini, Indonesia telah banyak menghabiskan anggaran untuk membeli vaksin dari negara lain.

"Kalau kita memakai produk lokal, maka anggaran yang cukup besar itu tidak 'lari' ke luar negeri. Selain pajak, anggaran tersebut diyakini juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan roda perekonomian Indonesia," ujarnya.

Kedua, kebutuhan vaksin dalam negeri akan sangat besar karena pemerintah berencana memberikan booster ketiga pada awal tahun 2022. Berdasarkan data Kemenkes, kalau semua target sasaran dijangkau, masih dibutuhkan ratusan juta dosis vaksin.

Baca Juga

Jokowi Sebut Indonesia Capai Babak Baru Vaksinasi COVID-19

"Kebutuhan vaksin ini akan terus berlanjut. Kemarin dijelaskan bahwa efektivitas vaksin hanya enam bulan. Setelah itu, dibutuhkan suntikan dosis baru lagi, sehingga kalau itu terus berlanjut, tentu akan sangat berat jika kita terus berharap dari negara lain," katanya.

Ketiga, masyarakat kelihatannya lebih antusias memakai vaksin produk dalam negeri karena kecintaan pada produk dalam negeri dan juga lebih percaya pada khasiatnya.

Hal itu menurut dia sangat wajar karena selama ini Indonesia dikenal sebagai negara produsen vaksin terbesar di dunia, bahkan telah mengekspor vaksin ke lebih dari 140 negara.

"Sekarang saatnya kita memproduksi vaksin COVID-19 sendiri. Di awal-awal ini, digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, kalau nanti kita sanggup memproduksi lebih besar, tidak tertutup kemungkinan untuk diekspor," ujarnya.

Baca Juga:

Capaian Vaksinasi COVID-19 di DKI Tembus 19 Juta Orang

Keempat, Presiden Jokowi selama ini selalu mendukung pemakaian produk dalam negeri, termasuk vaksin. Menurut dia, hal itu tidak hanya sekedar imbauan, namun pemerintah juga menyediakan anggaran yang tidak sedikit untuk riset dan pengembangan produk lokal.

"Presiden sangat berpihak pada penggunaan komoditas dalam negeri. Karena itu, semua jajaran pemerintahan harus mendukung keberpihakan tersebut," tuturnya.

Dia menilai kalau selama ini Indonesia masih memakai vaksin COVID-19 dari luar negeri, itu karena kedaruratan saja namun apabila sudah bisa produksi sendiri, tentu lebih baik memakai produk dalam negeri. (Knu)

#COVID-19 #Kasus Covid #Kalung Covid #Test Covid 19 #Satgas COVID-19 #Anggaran COVID #Gelombang 3 COVID-19 #Vaksin Covid-19
Bagikan
Bagikan