MerahPutih.com - Memperingati Hari AIDS sedunia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama pemangku kepentingan lainnya berkonsolidasi untuk menekan angka penularan. Termasuk meningkatkan kualitas perawatan ODHA (Orang dengan HIV AIDS).
Dalam rangkaian peringatan Hari AIDS, berbagai kegiatan bakal dilakukan, seperti pelatihan kader remaja AIDS, Workshop Forum Warga Peduli AIDS, Pertemuan Koordinasi Stakeholder dan kegiatan lainnya.
Baca Juga:
Kasus HIV/AIDS di Solo Mengalami Peningkatan Drastis di Tengah Pandemi COVID-19
"Kualitas perawatan ODHA perlu ditingkatkan lagi terutama ketersediaan obat ARV yang sangat dibutuhkan. Bagaimana obat agar selalu tersedia dan lebih penting bisa diakses oleh ODHA," tutur Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana pada acara Peringatan Hari AIDS Sedunia, Rabu (22/12).
Yana mengatakan, agar para ODHA bisa menjalankan kehidupannya dengan kualitas baik, maka perlu mendapatkan perawatan yang lebih baik. Kesehatan mental dan fisiknya harus tetap terjaga baik sehingga tetap produktif.
"Strartegi harus dipegang secara konsisten. Sebab inilah sebagai garis kebijakan nasional dan Indonesia memiliki target bahwa 2030 bebas epidemi AIDS. Itu artinya termasuk Kota Bandung yang mana kasus HIV AIDS perlu ditangani," jelasnya.
Meskipun saat ini masa pandemi COVID-19, Yana menerangkan, upaya pemerintah bersama stakeholder mengakhiri epidemi AIDS terus berjalan.
"Terus berupaya bagi ODHA tidak boleh terputus pengobatan ARF-nya, kalau berhenti potensi menularkan. Target kita itu bersama terus melakukan pendataan sehingga mengetahui berapa banyak ODHA yang harus ditangani,” bebernya.
Data Kementerian Kesehatan, program HIV-AIDS di Indonesia sudah mendapatkan bantuan dari Global Fund pertama kali sejak tahun 2003. Hingga saat ini program berlanjut hingga tahun 2018 – 2020 dengan program New Funding Model Continuation AIDS, Tuberculosis and Malaria (NFMc ATM).
Baca Juga:
Yayasan Lentera Solo, Rumah Bagi Anak Penderita HIV/AIDS Pertama di Indonesia
Pemerintah menargekan mengeliminasi HIV AIDS di tahun 2030 mendatang. Tetapi, hasil capaian program HIV AIDS tahun 2018 sampai September 2020 masih sangat jauh dari harapan yaitu 2018 (27,83 persen), 2019 (37,90 persen), 2020 (20,04 persen).
Pencapaian indikator yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan akses pengobatan dan pemberian ARV kepada semua ODHA serta pemberian obat profilaksis TB dan ODHA.
Diperkirakan (ODHA) atau Orang Dengan HIV dan AIDS di Indonesia mencapai 543.100 orang, sampai dengan September 2021 sebanyak 378.446 di antaranya telah ditemukan. Namun, diantara ODHIV itu baru 149.833 yang mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) dan 48.588 ODHIV mengalami supresi viral load. (Imanha/ Jawa Barat)
Baca Juga:
Pandemi COVID-19, Periode Berat Bagi Penderita HIV/AIDS