Flores Cantik

Ekowisata Tado, Pesona Kampung Tertua di Manggarai Barat

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 31 Agustus 2018
Ekowisata Tado, Pesona Kampung Tertua di Manggarai Barat
Kampung Tado masih melestarikan adat istiadat leluhur. (foto: allindonesiatourism)

PULAU Flores punya enam desa ekowisata yang tersebar di Manggarai Barat, Ngada, dan Manggarai. Keenam desa itu ialah Desa Liang Ndara, Waerebo, Wulan, Wae Sano, Tado, dan Bena.

Kampung Tado di Manggarai Barat. (foto: florestourism)

Setiap desa itu punya kekhasan masing-masing. Desa Waerebo, misalnya, memiliki rumah tradisional yang berbentuk kerucut dengan bubungan menjulang ke langit. Desa Bena punya rumah adat serta batu menhir yang diyakini sebagai tempat tinggal leluhur. Sementara itu, Desa Tado memiliki tenun ikat Manggarai Barat yang unik.

kampung tado
Kain tenun khas Manggarai Barat. (foto: tripadvisor)

Nama Desa Bena dan Waerebo memang sudah terlebih dahulu punya nama di kalangan pelancong. Lain dengan Kampung Tado. Desa tertua di Manggarai Barat ini terkenal karena usaha para warganya mempertahankan nilai-nilai budaya mereka. Nilai-nilai tersebut bahkan sudah mencapai jalan hidup bagi masyarakat Tado dan sekitarnya.

Kampung kaya tradisi ini terletak sekitar 45 km dari Labuan Bajo. Sejuta kisah bersejarah hidup di daerah ini. Itulah mengapa Kampung Tado terkenal sebagai salah satu pusat kebudayaan masyarakat Manggarai Barat yang diwariskan secara turun-temurun.

Terletak di Desa Nampar Macing, Kecamatan Sano Nggoang, Kampung Tado dapat dijangkau dengan kendaraan jalan darat dari Labuan Bajo dengan jarak tempuh sekitar 90 menit atau dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, sekitar 120 menit.

Menikmati permainan tradisional di Kampung Tado. (foto: florestourism)

Selain, terkenal adat istadat yang lestari, Tado pada zaman dulu terkenal sebagai tempat pertahanan yang sulit tergoyahkan oleh tragedi peperangan yang dilakukan oleh pihak luar. Pada zaman peperangan, Kampung Tado disebut-sebut memiliki benteng pertahanan yang sangat kuat untuk menghadang gerak maju pasukan dan serangan dari musuh-musuh mereka.

Sebutan Tado sebenarnya mengacu juga untuk dua desa yang bertetangga, yakni Desa Nampar Macing dan Desa Golo Leleng. Masyarakat di desa itu hanya punya satu tua golo atau tetua kampung. Masyarakat kedua desa itu dipersatukan dan berada di bawah kepemimpinan seorang tua golo dengan membawahkan 12 mukang atau suku yang bersifat otonom.

Dalam berbagai urusan yang terkait dengan kehidupan sosial budaya, masyarakat adat Tado tetap tunduk dan taat di bawah kepemimpinan tua golo Tado. Bahkan hingga kini, masyarakat adat Tado sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat mereka secara konsisten.

Kebersamaan, persaudaraan, dan gotong royong dalam membangun kampung mereka amat dikedapankan. Bila ada masalah, mereka selalu selesaikan di tingkat golo/kampung. Hal itu dilakukan karena masyarakat di kampung itu menjunjung nilai-nilai perdamaian dan keharmonisan dalam kehidupan bersama.

Saat berkunjung ke Kampung Tado, kamu masih bisa menyaksikan warga memasak dengan tembikar dan periuk dari tanah liat. Bahkan ada juga praktik pengobatan secara tradisional dengan menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan hutan.

Coba belajar menganyam tikar pandan.(foto: florestourism)

Jangan lewatkan juga menengok sejumlah sanggar budaya yang menampilkan kesenian, seperti tarian caci dan kesenian lainnya. Sanggar budaya setiap waktu siap melayani para tamu baik wisatawan mancanegara maupun domestik. Mereka juga bersiap untuk menyambut perayaan-perayaan keagamaan atau pada pesta adat setempat.

Sebagai sebuah destinasi ekowisata, Kampung Tado dibangun berbasis komunitas. Untuk itu, agar kampung ini bisa terus berjalan, setiap pengunjung diwajibkan membayar sejumlah retribusi. Kamu bisa berpartisipasi dalam kehidupan kehidupan budaya dan tradisional mereka.

Kamu bisa mencoba belajar menganyam tikar pandan, membuat obat tradisional, memproduksi lentera tradisional, hingga belajar membuat minuman moke.

Mengingat kampung ini merupakan destinasi baru, belum tersedia falitas penunjang yang memadai di daerah ini. Kamu mungkin enggak akan menemukan restoran ataupun akomodasi komersial di destinasi ini. Namun jangan khawatir, warga lokal bisa membantu menyediakannya buat kamu. Yuk, berkunjung.(dwi)

#Flores Cantik #Wisata Flores
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan