MerahPutih.com - Ekonomi Indonesia dikliam memiliki peluang untuk pulih lebih baik pada 2021, dibandingkan negara lain. Kondisi tersebut didukung struktur ekonomi yang lebih kuat.
"Masing-masing negara mengalami perbaikan pada kuartal tiga. Ini menjadi harapan, karena indikator yang positif, meski sangat dini, namun menjadi harapan pulih berkelanjutan," kata Ekonom dan pendiri Center of Reform on Economics (Core) Hendri Saparini.
Paling tidak, ada dua indikator ekonomi Indonesia pulih lebih baik yakni ekonomi RI masih didasarkan pada ekonomi domestik yakni konsumsi rumah tangga dengan porsi mencapai 58 persen.
Baca Juga:
Jokowi Soroti Berbagai Program Pemerintah yang Terhambat
Selain itu, indikator kedua yakni perdagangan internasional Indonesia dibandingkan produk domestik bruto (PDB) masih terbilang rendah.
"Dua faktor ini yang memungkinkan kita bisa pulih lebih baik pada 2021," katanya.
Dia menjelaskan, dibandingkan negara lain, Indonesia struktur ekspor masih lebih banyak komoditas primer dan bukan manufaktur.
Persentase manufaktur/ekspor Indonesia pada 2019 mencapai 44,3 persen, jumlah itu jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Vietnam 77,3 persen, Korea Selatan 88,8 persen, Thailand 77,4 persen, dan Malaysia 66,9 persen.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan realisasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp386,01 triliun atau 55,5 persen dari total pagu sebesar Rp695,2 triliun hingga pekan kedua November 2020.
Tren penyerapan anggaran Program PEN terus mengalami perbaikan jika dilihat dari sejak semester pertama hingga Oktober tahun ini yaitu terjadi kenaikan mencapai 31,9 persen.
Sri Mulyani merinci anggaran untuk bidang kesehatan telah terealisasi Rp34,29 triliun atau 35,3 persen dari pagu Rp97,26 triliun dan perlindungan sosial terealisasi Rp182,54 triliun atau 77,9 persen dari pagu Rp234,33 triliun.
Kemudian realisasi untuk sektoral K/L dan pemda adalah sebesar Rp32,92 triliun atau 19,9 persen dari pagu Rp65,97 triliun dan dukungan UMKM Rp95,62 triliun atau 83,3 persen dari pagu Rp114,81 triliun.
Sementara untuk realisasi insentif usaha tercatat sebesar Rp38,64 triliun atau 32 persen dari pagu Rp120,6 triliun dan pembiayaan korporasi Rp2 triliun atau 3,2 persen dari pagu Rp62,22 triliun.
Baca Juga:
Pengusaha Hotel dan Restoran Minta Keringanan Pajak