MerahPutih.Com - Ekonom muda INDEF Bhima Yudhistira mengkritik beberapa konten dalam materi pelatihan Kartu Pra Kerja.
Menurut Bhima, materi pelatihan daring program Kartu Pra Kerja disesuaikan dan direvisi kembali sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha dan industri usai pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Sekitar 218 Akun Medsos Layak Ditakedown Karena Sebar Hoaks dan Ujaran Kebencian
Lebih lanjut, Bhima mengungkapkan secara konten Kartu Prakerja saat ini tidak sesuai dengan peningkatan skill seperti training memancing, manajemen stress atau membuat makaroni keju.
Padahal tujuan materi Kartu Prakerja adalah meningkatkan skill tenaga kerja secara luas.

Dengan demikian para pelaku usaha dan industri yang ingin merekrut lulusan Kartu Prakerja akan menjadi ragu, karena konten-konten pelatihan Kartu Prakerja kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
“Padahal tujuan akhir dari Kartu Prakerja ini adalah menciptakan lapangan kerja pascapandemi Covid-19,” kata Bhima kepada wartawan, Senin (4/5).
Ia mendorong agar pemerintah berkolaborasi dengan kampus-kampus nasional baik negeri maupun swasta untuk memberikan berbagai macam pelatihan online dalam program Kartu Prakerja serta masyarakat luas secara keseluruhan.
"Kenapa pemerintah tidak berkolaborasi saja dengan kampus-kampus nasional baik negeri maupun swasta untuk memberikan pelatihan-pelatihan online kepada masyarakat luas. Ini yang memang harus terus didorong," ujar Bhima.
Dia mengatakan bahwa dirinya setuju sekali jika kampus-kampus nasional diajak bekerjasama dengan pemerintah dalam memberikan pelatihan-pelatihan online.
Banyak dosen-dosen perguruan tinggi saat ini yang menawarkan kuliah online secara gratis.
Namun, bukan hanya kampus juga lembaga-lembaga pelatihan kerja nasional maupun internasional berbobot tapi gratis seperti Coursera yang diajak bekerjasama.
"Kampus-kampus nasional baik negeri maupun swasta bisa memberikan pelatihan skill kerja online yang bermutu, mengingat hal tersebut merupakan wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi," katanya.
Sehingga, lanjut Bhima, kampus-kampus akan saling berlomba untuk membuat berbagai macam pelatihan online yang bisa diakses oleh masyarakat luas.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyebutkan terdapat 8,6 juta orang yang telah mendaftar program Kartu Prakerja.
Denni mengatakan jumlah itu menunjukkan bahwa program Kartu Prakerja semakin dikenal oleh masyarakat secara luas serta keberhasilan pemerintah dalam menyediakan mekanisme pendaftaran yang mudah untuk diakses.
Baca Juga:
IPW Nilai Langkah Polri Tunjuk Boy Rafli Jadi Kepala BNPT Tidak Sah
Denni menyebutkan untuk gelombang pertama jumlah peserta yang diterima sebanyak 168.111 dan gelombang kedua sejumlah 288.154 orang.
Pemerintah juga telah melakukan transfer dana sebanyak Rp3,55 juta kepada 288.154 peserta yang lolos Program Kartu Prakerja gelombang kedua.
Ia mengaku optimis bahwa program Kartu Prakerja akan semakin mampu menjangkau masyarakat Indonesia secara lebih luas ke depannya sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas dan siap mencari kerja.(Knu)
Baca Juga:
Di NTT, Program Kartu Pra Kerja Tak Bisa Diakses Lantaran Banyak Pendaftar