Bisnis
Ekonom: Emiten Green Energy Berpeluang Dikoleksi Investor Emiten ramah lingkungan harus mendapat lebih banyak perhatian. (Foto: Unsplash/Yiorgos Ntrahas)

MINAT anak muda berinvestasi saham di pasar modal terus bertumbuh setiap tahun. Generasi milenial cenderung memilih saham-saham yang mengutamakan praktik Environmental, Social, Governance (ESG) atau biasa disebut dengan istilah Green Investment.

Meski demikian, ekonom dari Perbanas Institute Piter Abdullah, mengatakan cara berpikir investor biasanya tidak bisa diajak idealis. Mereka lebih memilih saham-saham yang menghasilkan keuntungan meskipun emiten tersebut tidak ramah lingkungan.

“Kita ambil contoh batu bara, ini adalah sektor yang sama sekali tidak ramah lingkungan. Namun saham-saham di industri ini sangat menguntungkan. Karena itu pemerintah perlu mengajak dan mengeduasi masyarakat untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang membangun proyek-proyek ramah lingkungan,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta (19/9).

Menurut Piter, perusahaan yang mengusung proyek-proyek ramah lingkungan juga bisa menghasilkan keuntungan pada masa depan, dan sektor yang termasuk prospektif adalah farmasi.

“Jika perusahaan yang ramah lingkungan bisa menghasilkan profit, maka pasti akan dipilih juga oleh investor,” ungkapnya.

Baca juga:

Anak Tumbuh di Lingkungan Hijau Punya IQ Lebih Tinggi?

Pekerja Divisi Engineering melakukan pengecekan di bagian water system. (Foto: Phapros)

Seperti diketahui, PT Phapros Tbk, merupakan perusahaan milik negara yang menerapkan green energy sebagai bentuk komitmen untuk mengurangi emisi karbon. Emiten berkode saham PEHA tersebut memanfaatkan teknologi washing steriline pada fasilitas produksi produk injeksi.

Modifikasi pada mesin-mesin tersebut berhasil menurunkan konsumsi air hingga 50 persen atau 225 ribu liter per tahun dan meningkatkan efisiensi perusahaan sebesar 12,9 persen per tahun. Phapros sendiri berhasil memperoleh PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 8 kali sejak 2012–2020.

Menurut Technical Analyst dari BCA Sekuritas, Achmad Yaki Yamani, secara bisnis, saham Phapros sangat menarik. Terutama setelah melakukan transformasi green energy dari BBM solar ke CNG dan juga panel surya karena adanya potensi efisiensi.

“Pelemahan rupiah berpotensi menjadi sentiment negatif yang harus diantisipasi emiten farmasi karena banyak raw material yang masih impor dari Eropa, China dan India. Salah satu cara antisipasinya adalah melakukan hedging kurs,” tambahnya.

Pakar industri farmasi dari Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi (STTIF) Bogor, Siti Mariam, mengatakan bahwa sektor ini bisa lebih berkembang setelah pemerintah mencanangkan program Pentahelix di mana pemerintah, pengusaha, akademisi, masyarakat dan media berkolaborasi untuk meningkatkan kerjasama dalam mendukung akselerasi riset bahan baku farmasi sehingga ketergantungan bahan baku impor bisa secara bertahap dikurangi.

Baca juga:

GoTo Perpanjang Penawaran dan Pemesanan Saham Selama 3 Hari

Pekerja Divisi Engineering melakukan pengecekan pada CNG. (Foto: Phapros)

“Ketersedian sumberdaya bahan baku dalam negeri sebenarnya sangat berlimpah. Salah satunya eksipien yang merupakan bahan aditif yang tersedia melimpah di negeri ini, karena bisa didapatkan dari singkong,” ungkapnya.

Menurut Siti, dari sisi bisnis, perusahaan-perusahaan farmasi masih cukup menarik bagi investor sepanjang memiliki kinerja yang baik. Terutama fokus terhadap riset dan mendorong penemuan-penemuan obat baru dengan kolaborasi yang baik dengan perguruan tinggi maupun dengan lembaga riset lainnya.

“Dengan sumber daya alam yang melimpah untuk bahan baku obat, ditambah jumlah penduduk yang besar, ini merupakan potensi pasar yang luar biasa bagi industri farmasi. Insya Allah sumber daya yang kita miiki ini mampu menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia terdepan. Hal ini tentunya akan terwujud dengan dukungan pemerintah yang serius dalam konsep Pentahelix seperti tertuang dalam dengan Roadmap pengembangan industri Farmasi Nasional,” jelas Siti. (waf)

Baca juga:

Kebagian Saham Big Hit, ini Kekayaan Member BTS

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Girard-Perregaux dan Aston Martin Ciptakan Arloji Serba Hijau
Fun
Girard-Perregaux dan Aston Martin Ciptakan Arloji Serba Hijau

Jumlah unit terbatas, hanya 576 unit saja.

Jalani Wajib Militer, BTS Resmi Hiatus hingga 2025
ShowBiz
Jalani Wajib Militer, BTS Resmi Hiatus hingga 2025

BTS direncanakan akan kembali menyapa penggemar pada 2025 mendatang.

Google Kembangkan Med-PaLM 2 untuk Konsultasi Kesehatan
Fun
Google Kembangkan Med-PaLM 2 untuk Konsultasi Kesehatan

Med-PaLM memungkinkan pengguna melakukan konsultasi secara daring.

Boygroup Galaxy Comeback dengan Mengusung Unsur Tradisional
ShowBiz
Lee Jae-wook Sapa Penggemar di Jakarta
ShowBiz
Lee Jae-wook Sapa Penggemar di Jakarta

Lee Jae-wook sapa penggemar lewat acara 2023 Lee Jae Wook Asia Tour Fan Meeting In Jakarta.

Kenali Gejala dan Komplikasi Maag Akut Seperti yang Diderita Ardhito Pramono
Hiburan & Gaya Hidup
Kenali Gejala dan Komplikasi Maag Akut Seperti yang Diderita Ardhito Pramono

Dapat terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama daripada gejala maag biasa.

Pantang Disuruh Diam, Anak-Anak Butuh Bergerak
Hiburan & Gaya Hidup
Pantang Disuruh Diam, Anak-Anak Butuh Bergerak

Istirahat di luar ruangan sangat membantu dan terbukti meningkatkan kemampuan anak-anak.

 Indonesia Siap Tinggalkan Fase Gawat Darurat COVID-19
Hiburan & Gaya Hidup
Indonesia Siap Tinggalkan Fase Gawat Darurat COVID-19

Warga diminta tetap waspada dan selalu berhati-hati.

5 Negara 'Termurah' di Eropa Ini Cocok buat Backpacker
Travel
5 Negara 'Termurah' di Eropa Ini Cocok buat Backpacker

Tak semua negara Eropa berbiaya hidup mahal dan tinggi, loh.

Bagaimana Berhubungan Baik dengan Anak Remajamu
Fun
Bagaimana Berhubungan Baik dengan Anak Remajamu

Bagian tersulit dalam mengasuh anak adalah ketidakpastian tentang masa depan mereka.