Fesyen
Dunia Fesyen Berani Tampil Beda dan Tepis Stereotipe Gender
SECARA tidak sadar, dari dulu hingga saat ini kebanyakan orang melakukan pengelompokan berdasarkan gender yang ada. Begitu pula dengan dunia fesyen. Beberapa item fesyen, baik dari segi bentuk maupun warna, dibuat berdasarkan pengelompokan gender. Hal ini masih sering dilakukan, walaupun konsep genderless telah memasuki dunia fesyen sejak abad ke-20.
Fesyen berkonsep genderless atau sering disebut gaya androgini ini dianggap telah menghapus stereotipe antara gaya feminim dan maskulin. Munculnya gaya androgini juga telah menghilangkan batasan gaya berbusana untuk pria maupun perempuan. Walaupun masih terkesan tabu, namun saat ini sering kali kita melihat perempuan memakai setelan jas dan blazer, atau pria yang memakai rok serta dress.
Baca juga:
70 Desainer Indonesia Rilis Tren 2020/2021 dengan Konsep Sustainable Fashion
Tak terkecuali para selebriti papan atas, seperti Harry Styles. Pelantun lagu Watermelon Sugar tersebut kerap menjadi sorotan publik karena suka menggunakan busana yang terkesan feminim di beberapa kesempatan. Baru-baru ini mantan personil One Dircetion itu kembali menjadi sorotan masyarakat luas, karena tampil menggunakan dress dalam Majalah Vogue AS.
Memilih untuk tampil feminim membuat Harry Styles mendapatkan kritikan pedas dari warganet, yang mengatakan penampilannya sangat tidak manly dan menyedihkan. Dilansir dari laman Rolling Stone, tentunya Harry Style pernah merasakan sedih dan insecure atas ujaran kebencian yang ia dapatkan, hanya karena selera fesyennya berbeda dari paria pada umumnya. Bahkan, pria kelahiran 1994 tersebut mengaku sempat ‘mempertanyakan’ identitas dirinya sendiri, karena menyukai pakaian perempuan.
Namun, dengan kepercayaan dirinya, membuat mental juara Harry Styles teruji dan menjadi salah satu ikon fesyen untuk pria. Mengutip Insider, Harry Styles mengaku suka mengenakan pakaian perempuan karena membuat dirinya terlihat lebih keren, dan tidak ingin membatasi dirinya dengan hanya menggunakan pakaian pria.
Selain Harry Styles, masih banyak lagi para selebriti papan atas yang menyukai gaya androgini, seperti Elton John, David Bowie, Prince, Ellen DeGeneres dan Jaden Smith. Di balik penampilan mereka yang begitu unik dengan gaya androgininya, pastinya terdapat brand dan para perancang busana, yang memiliki mental juara untuk berani tampil beda dan menepis stereotipe gender dalam berbusana, dengan merilis koleksi berkonsep genderless.
Baca juga:
Anggunnya Busana Rancangan Fenita Arie di Fashion Rhapsody 2020
Berikut beberapa brand dan perancang busana, yang memiliki mental juara untuk berani menepis stereotipe gender dalam dunia fesyen:
Gucci
Menurut informasi dari laman Teen Vogue, pada Juli 2020 lalu, rumah mode Gucci baru saja merilis koleksi berkonsep genderless. Tak hanya itu, Gucci juga menambahkan kategori khusus koleksi genderless di website belanja onlinenya, bernama Gucci MX. Koleksi ini sendiri terdiri dari, aksesori, sepatu, tas, dan pakaian ready to wear.
Wildfang
Selain menyediakan koleksi baju kaos biasa, brand yang telah berdiri sejak 2013 ini juga menyediakan koleksi workwear untuk perempuan yang menyukai gaya androginis. Koleksi yang dihadirkan seperti setelan jas, namun sulit untuk menemukan ukuran yang sesuai dengan badannya sendiri.
Jacqueline Loekito
Nama perancangan busana asal Inggris ini sudah tidak asing lagi bagi pecinta gaya androgini. Pemilihan warna cerah dan memiliki design yang begitu artistik, dengan menggabungkan elemen maskulin serta feminim, telah menjadi salah satu ciri khas dari Loekito.
Toogood
Tak hanya menyajikan koleksi berkonsep genderless, Toogood merupakan salah satu brand yang juga menawarkan pakaian berkelanjutan. Laman Country & Town House menuliskan setiap koleksi Toogood memeiliki cerita tersendiri. Koleksi berkonsep genderless tersebut berupa, coat, dress, hingga pakaian dailywear.
Menurut pendiri Toogood, Faye dan Erica, pakaian merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan dirinya sendiri. Rasanya tak adil, jika gaya berpakaian seseorang harus dibatasi dengan gender yang ada.
Pada laman Vogue UK, Faye dan Erica mengatakan tidak ada salahnya jika seseorang ingin tampil beda. Entah orang tersebut suka gaya berpakaian feminim ataupun maskulin, yang terpenting adalah dia berani menunjukan jati dirinya. (bel)
Baca juga:
11 Desainer Ternama Tampilkan Karya Terbaik di Fashion Rhapsody Hari Ketiga