SEBAGAI perusahaan rintisan yang berfokus pada digitalisasi dan modernisasi UKM kuliner, Wahyoo terus berinovasi untuk membantu pengembangan dan mendorong geliat bisnis para pengusaha UKM kuliner di Indonesia.
Memasuki tahun kelimanya, Wahyoo kini kian gencar mengembangkan bisnisnya untuk membantu para pelaku UKM di dalam negeri. Saat ini perusahaan tengah menyelesaikan pendanaan Series B dari Eugene Asia Food Tech Fund-1, Global Brain, dan NH Absolute Return Partners, Trinity Optima Corporation.
Selain itu, pendanaan turut didukung oleh perusahaan lainnya yang sudah lebih dulu bergabung seperti East Ventures, Indogen Capital, dan Nitto Prima Ventura yang bila ditotal pendanaannya dapat mencapai USD 6,5 juta atau setara Rp 101,5 miliar.
Melalui hasil pendanaan itu, nantinya Wahyoo ingin mengembangkan bisnis dengan membentuk jaringan cloud kitchens yang akan dinamakan dengan Wahyoo Kitchen Partner. Tujuannya menghasilkan pendapatan yang lebih besar sekaligus meningkatkan loyalitas mitranya.
Baca juga:
Cloud Kitchen, Alternatif untuk Industri Layanan Makanan Kala Pandemi

Jaringan itu akan memungkin Wahyoo membantu jenama-jenama kuliner yang menjadi mitranya dalam mengembangkan jangkauan pasar mereka. Saat ini tercatat ada 250 restoran kecil dari 27.000 mitra Wahyoo yang telah bergabung dengan Wahyoo Kitchen Partner itu.
"Kami melihat kemudahan menjadi kunci berkembangnya business model dari Wahyoo Kitchen Partner. Kemudahan dalam berbelanja bahan baku lewat aplikasi kami, kemudahan menjalankan operasional masak di dapur mereka, hingga kemudahan dalam pembayaran," jelas COO Wahyoo, Daniel Cahyadi, pada konferensi pers Wahyoo Kitchen Partner di Menara Digitaraya, Cikini, Rabu (16/9).
Kemudahan dan kelebihan yang bisa ditawarkan Wahyoo, membuatnya yakin bahwa mitra-mitra akan kian loyal dan senang dengan pelayanan yang ditawarkan Wahyoo.
Baca juga:
Webstore Kumala Home and Kitchen Hadirkan Kenyamanan Belanja Kebutuhan Alat Dapur

Dalam membangun jaringan cloud kitchen-nya, Wahyoo memiliki keunggulan berupa kemitraan dengan UKM kuliner yang selama ini telah menjadi bagian dari perusahaan. Jadi Wahyoo tidak butuh investasi besar untuk membangun dapur baru dan karyawan baru.
Hasilnya, mitra UKM kuliner tersebut bisa memaksimalkan potensi dari dapur dan karyawan yang sudah ada, selama sesuai standar dalam hal kebersihan dan kualitas memasak yang diharuskan oleh Wahyoo.
"Sudah ada tiga merek private label, yaitu Bebek Goreng Bikin Tajir, Ayam Paduka, dan Bakso Bikin Tajir. Kami berencana untuk menambahkan dua merek lagi tahun ini, dan delapan lagi di akhir tahun 2030. Melalui Wahyoo Kitchen Partner, kami berencana membangun cloud kitchen dalam radius setiap 2 km di Jakarta," tandas CEO Wahyoo, Peter Shearer. (waf)
Baca juga: