Dualisme Ketum Demokrat Bakal Munculkan Beberapa Kemungkinan ke Depan
MerahPutih.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing memprediksi ada empat kemungkinan terjadi ke depan dengan adanya dua nakhoda di Partai Demokrat (PD).
Pertama, Ketua Umum PD versi KLB Moeldoko dan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersepakat melakukan proses pertukaran kepentingan politik, dengan memunculkan ketum yang baru di luar mereka.
"Tampaknya ini sulit terwujud karena masing-masing lebih cenderung mempertahankan posisi dan harga diri di hadapan para pendukung masing-masing di Demokrat," terang Emrus kepada Merahputih.com, Sabtu (6/3).
Baca Juga:
Pengamat Yakin Ada Intervensi Eksternal di Kisruh Partai Demokrat
Kedua, tetap berkukuh pada posisi masing-masing sebagai ketua umum yang sah. Menurutnya, ini akan menguras tenaga, pikiran dan biaya politik yang luar biasa.
"Dengan situasi ini, citra dan reputasi Demokrat berpotensi semakin tergerus di mata publik," katanya.
Kemudian, Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan turun gunung sebagai mediator untuk melakukan pertukaran kepentingan politik antara Moeldoko dengan AHY.
"Bisa saja hasilnya melahirkan kepemimpinan transisi yang disepakati kedua pihak yang ditugaskan menyelenggarakan Kongres Sangat Luar Biasa (KSLB) dalam kurun waktu sesingkat-singkatnya," ucapnya.
Baca Juga:
Komentari Manuver Moeldoko Duduki Kursi Ketum Demokrat, SBY Singgung Nama Jokowi
Keempat, melaui proses pengadilan. Pola ini tidak akan menyelesaikan persoalan mendasar karena hanya memutuskan kelegalan dari dua kepengurusan.
"Sayangnya, walaupun salah satu dari keempat kemungkinan di atas yang ditempuh, saya berhipotesis posisi Demokrat berpotensi menurun dalam kontestasi politik ke depan," pungkas dia. (Asp)
Baca Juga: