Dua Tahun Kasus Novel, WP KPK Bakal Gelar Panggung Rakyat

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Jumat, 05 April 2019
Dua Tahun Kasus Novel, WP KPK Bakal Gelar Panggung Rakyat
Teatrikal penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan saat melakukan aksi damai di halaman gedung KPK, Jakarta, Selasa (20/9). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

MerahPutih.com - Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yudi Purnomo akan menggelar acara Panggung Rakyat Antikorupsi di pelataran lobi Gedung KPK, Jakarta, pada Kamis (11/4) pekan depan.

Acara ini bertepatan dengan peringatan dua tahun teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

"Minggu depan atau tepatnya tanggal 11 April 2019, KPK akan memperingati teror penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang menyebabkan matanya hampir buta, namun pelakunya belum tertangkap," kata Ketua WP KPK Yudi Purnomo dalam keterangan pers yang diterima Jumat, (5/4).

Novel Baswedan
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Acara peringatan teror terhadap Novel ini rencananya akan dihadiri sejumlah tokoh nasional dan para mantan komisioner serta pegawai KPK sejak awal berdiri.

Selain itu, acara juga rencananya akan diisi dengan pembacaan deklarasi antiteror terhadap KPK, serta sarasehan budaya oleh Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, dan konser musik antikorupsi dari sejumlah musisi tanah air salah satunya yakni, eks Gitaris Iwan Fals Band, Digo.

"WP KPK menyebar seribu undangan kepada tokoh nasional, organisasi-organisasi yang pro pemberantasan korupsi, serta kepada mantan pimpinan sejak periode awal KPK dibentuk yaitu tahun 2003 dan mantan pegawai KPK yang saat ini bekerja di BPK, BPKP, kementerian Keuangan, kepolisian, kejaksaan, LPSK, OJK dan lainnya untuk mendeklarasikan Stop Teror kepada pegawai dan pimpinan KPK," beber Yudi.

Yudi mengatakan, acara ini juga digelar untuk kembali meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen langsung di bawah Presiden.

Menurut Yudi, TGPF penting agar kasus teror terhadap Novel maupun teror terhadap pegawai dan pimpinan KPK diusut tuntas dan tidak terulang di kemudian hari.

"Bahwa teror merupakan upaya pelemahan KPK ditengah gencarnya KPK menangkap koruptor sesuai harapan rakyat Indonesia. Sehingga peringatan ini sekaligus momentum bahwa persoalan kejahatan kemanusiaan kepada penegak hukum harus dituntaskan sekaligus simbol bahwa rakyat indonesia bersatu melawan korupsi," pungkas Yudi.

Diketahui, Novel diteror dengan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu. Akibatnya, Novel harus mendapat perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Singapura karena kedua matanya mengalami luka parah.

Setelah menjalani serangkaian tindakan medis, termasuk operasi, Novel diizinkan tim dokter untuk kembali ke tanah air dan menjalani rawat jalan. Di sisi lain, pihak kepolisian yang menangani kasus ini belum juga berhasil mengungkap dan menangkap pelaku maupun otak di balik teror terhadap Novel.

Setelah hampir dua tahun menangani kasus ini, pihak kepolisian hanya mampu menggambar sketsa dua orang terduga pelaku. Tim gabungan yang dibentuk Kapolri, Jenderal Tito Karnavian pada 8 Januari 2019 pun tak membuahkan hasil hingga saat ini. (Pon)

Baca Juga: Tuntutan WP KPK di 600 Hari Penyiraman Novel Baswedan

#Novel Baswedan #Komisi Pemberantasan Korupsi #Cak Nun
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan