Dua LSM Buat Gerakan Indonesia Bebas Stunting

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 09 April 2021
Dua LSM Buat Gerakan Indonesia Bebas Stunting
Dua LSM Buat Gerakan Indonesia Bebas Stunting (MP/Asropih)

MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 yang menyerang Indonesia tak hanya menghantam sektor ekonomi tapi juga berimbas pada tumbuh kembang anak.

Pandemi juga memperburuk jumlah angka stunting pada bayi. Pasalnya 60 persen posyandu tidak menjalankan fungsinya, dan lebih dari 86 persen program stunting berhenti akibat pandemi.

Mengatasi persoalan tersebut, dua lembaga nirlaba, Yayasan Seribu Cita Bangsa atau 1000 Days Fund dan Yayasan Kesehatan Perempuan akan membuat gerakan #IndonesiaBebasStunting2030.

Baca Juga:

Sampel Virus COVID-19 Varian Baru Ditemukan di Jakarta

"Dengan dicanangkannya gerakan ini, diharapkan berbagai elemen masyarakat tergugah untuk memahami, mendukung, dan beraksi secara bersama untuk menurunkan angka stunting di Indonesia," ujar Lead Strategist 1000 Days Fund, Zack Petersen di Jakarta, Kamis (8/4).

Stunting adalah kondisi yang timbul akibat kekurangan gizi berkepanjangan, yang berpengaruh pada perkembangan fisik dan otak pada bayi.

Ada 9 juta anak balita di Indonesia yang mengalami stunting. Artinya 1 dari 3 bayi yang dilahirkan terdiagnosa stunting. Hal ini harus segera diselesaikan sebab balita adalah sumber daya manusia masa depan Indonesia.

"Mereka tumbuh dengan ancaman pneumonia dan diare, dan sering sakit, otak dan sistem imunitas mereka tidak tumbuh dengan seharusnya sehingga mereka tidak bisa berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan Indonesia," paparnya.

Ilustrasi - 'Stunting' salah satunya karena anak-anak, khususnya di bawah 12 bulan, masih kerap mengonsumsi kental manis yang memiliki kandungan protein rendah. (ANTARA/HO-Istimewa)
Ilustrasi - 'Stunting' salah satunya karena anak-anak, khususnya di bawah 12 bulan, masih kerap mengonsumsi kental manis yang memiliki kandungan protein rendah. (ANTARA/HO-Istimewa)

Menurutnya, permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting ini adalah masih kurangnya pengetahuan warga akan bahaya stunting. Karena masyarakat masih mengabaikan gizi yang seimbang dan kebersihan yang menjadi penyebab stunting.

Direktur Eksekutif Yayasan Kesehatan Perempuan, Nanda Dwinta Sari mengatakan, lahirnya gerakan masyarakat yang dicanangkan ini timbul dari kesadaran bahwa peran komunikasi publik sangat krusial untuk mengangkat isu stunting menjadi sebuah urgensi nasional.

"Karena jika tidak diperhatikan, sudah dapat dipastikan bahwa Indonesia tidak dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas yang menjadi modal penting tujuan bernegara, yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur," tuturnya.

Baca Juga:

Kabar Gembira! Karaoke Akan Kembali Beroperasi di Jakarta

Gerakan #IndonesiaBebasStunting2030 memiliki misi untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan prevalensi kasus stunting, meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberikan edukasi dan informasi tentang stunting dan menggalang partisipasi.

"Dan membangun aspirasi dan aksi sosial dan politik di daerah di seluruh Indonesia dalam upaya yang tersinergi terkait program intervensi keluarga yang efektif," tutupnya. (Asp)

#Stunting
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan