MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengkritik buruknya kerja sumur resapan atau drainase vertikal yang dimiliki Pemprov DKI, karena sejauh ini belum mampu mengatasi banjir di Jakarta. Hal itu dapat dilihat dari beberapa hari belakangan, sejumlah wilayah Jakarta terendam banjir.
Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, banjir yang merendam sejumlah rumah warga di Jakarta diakibatkan luapan Kali Ciliwung. Air tersebut berasal dari daerah hulu atau Bogor.
Menurut dia, Kali Ciliwung tidak bisa menampung tingginya volume air dari kiriman, yang menyebabkan air di sungai tersebut meluap hingga ke pemukiman warga.
Baca Juga:
50 RT di Jakarta Dilanda Banjir, Ketinggian Sampai 2,2 Meter
"Kemarin di DAS (daerah aliran sungai) Ciliwung itu ada limpahan air yang datang dari hulu dan ini karena curah hujan di kawasan hulu tingggi otomatis kapasitas sungai terlampaui. Dan begitu terlampaui melimpah," terang Anies, Rabu (12/10).
Kendati demikian, Gubernur Anies mengklaim bahwa banjir yang merendam wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur kemarin dapat surut dalam waktu kurang dari 6 jam.
"Saya mendengar dari Pak Wali waktu kurang dari 6 jam, sesudah permukaan air sungai normal kurang dari enam jam surut semua. Itulah manajemen pengelolaan banjir," terangnya.
Baca Juga:
Ketua DPRD DKI Minta Heru Budi Turun ke Lapangan Atasi Banjir dan Macet
Anies mengungkapkan, kapasitas drainase yang ada di Jakarta yakni 50 milimeter (mm) per hari, sedangkan drainase di jalan protokol sampai 150 mm per hari. Milimeter atau mm merupakan satuan ukuran curah hujan.
"Nah hujan yang kita alami kemarin ada yang 140 mm ada 180 mm. Terjadinya bukan dalam satu hari 180 mm, dalam 2-3 jam 180 mm, maka otomatis akan terjadi genangan," pungkasnya. (Asp)
Baca Juga:
Jakarta Masih Dikepung Banjir, Anies Salahkan Hujan Ekstrem