MerahPutih.com - Pemerintah DKI mempunyai pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat di 2020 ini. Di tengah mewabahnya COVID-19, Pemprov juga harus menyelesaikan persoalan banjir yang tiap tahunnya menyerang ibu kota.
Pada tahun ini, nampaknya Pemda DKI harus menyiapkan lebih banyak lagi tempat penampungan bagi pengungsi banjir. Jika Anies dan jajarannya menerapkan pengungsian seperti sebelum-sebelumnya, diyakini kasus baru akan muncul di klaster banjir.
Wan kil Ketua DPRD DKI Jakarta Abdurahman Suhaimi menyarakan kepada Gubernur Anies Baswedan untuk memberlakukan hanya 50 persen pengungsi dari kapasitas yang ada, jika nantinya terjadi banjir dan dibuat posko penampungan.
Baca Juga:
Pemda DKI pun wajib mencari dan menyiapkan lokasi yang lebih banyak yang difungsikan sebagai tempat pengungsian. Hal itu perlu dilakukan agar tak terjadi penumpukan warga, yang dapat menimbukan kasus corona.
"Harus disiagakan kapasitasnya 50 persen, kalau biasanya yang ngungsinya di kantor Camat kira-kira bisa untuk 500 orang misalnya, ya kapasitasnya gimanah 250 orang, itu kan harus ada tempat lainnya," papar Suhaimi saat dihubungi Merahputih.com, Rabu (7/10).

Menurutnya, hal itu harus dipikirkan oleh Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta. Tak hanya tempat Dinsos juga harus memperhatikan asupan makanan nagi para pengungsi nantinya.
Tapi sekarang ini, ucap Suhaimi, bagaimana Pemprov DKI terus bekerja dalam mengatasi dan menanggulangi banjir agar masalah yang merugikan warga DKI tidak terjadi lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Yang penting pertama diusahakan bagaimana banjir itu segera di atasi sehingga tidak sampai banjir," tutur Politikus PKS ini.
"Tapi andaikan saja ada banjir harus segera diatasi pengungsinya harus mendapatkan pelayanan yang baik," sambung dia.
Baca Juga:
Azas Tigor: Pansus Banjir DPRD DKI Nggak Jelas dan Habisi Anggaran
Untuk saat ini, Suhaimi menuturkan, Pemprov DKI harus perbanyak pembuatan lubang biopori sebagai penampung air saat musim hujan mengguyur ibu kota. Langkah itu perlu digencarkan dalam mengatasi banjir yang kerap mengepung Jakarta saat hujan tiba.
"Terus upaya rencana mau bikin biopori, misalkan biopori itu misalnya bisa disegerakan," pungkas Suhaimi. (Asp)
Baca Juga: