MerahPutih.com - Kebijakan pelonggaran pemakaian masker yang ditetapkan oleh pemerintah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
Di sisi lain, kebijakan ini dinilai dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan masyarakat yang diminta memakai masker lebih dua tahun terakhir.
"Saya yakin, kebijakan ini sudah melalui evaluasi dan pertimbangan yang matang," kata anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/5).
Baca Juga:
Sehari Pelonggaran Masker, 327 Kasus Baru COVID-19 Ditemukan
Saleh mengatakan, selain penyebaran virus corona yang sudah turun, pelaksanaan imunisasi tahan I dan II yang sudah hampir rampung juga menjadi pertimbangan.
"Apalagi didukung oleh penggalakan vaksin booster yang semakin hari semakin tinggi di tengah masyarakat," ujarnya.
Namun demikian, Saleh berharap pelonggaran ini tidak membuat masyarakat menjadi lengah. Ia meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan. Di tempat-tempat keramaian harus tetap memakai masker. Menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus tetap dilaksanakan.
"Begitu juga cuci tangan, itu harus menjadi kebiasaan. Sebab, kebersihan anggota tubuh menjadi sangat penting baik di masa pandemi ataupun di masa normal. Kebersihan adalah kunci utama kesehatan. Itu berlaku universal. Karena itu, kebersihan harus tetap dijaga dan digalakkan," ujarnya.
Baca Juga:
Tanggapi Kebijakan Jokowi, Gibran: Pakai Masker Tingkatkan Level Kegantengan 20 Persen
Selain itu, kata Saleh, makanan juga harus tetap dijaga. Pemberian gizi yang baik sangat berimplikasi pada kesehatan dan ketahanan tubuh. Meskipun tidak mahal, tetapi makanan yang dikonsumsi harus diupayakan yang memenuhi keseimbangan gizi.
"Sosialisasi terhadap hal ini perlu ditingkatkan dan digalakkan oleh pemerintah," imbuhnya.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI ini berharap kebijakan ini menjadi pintu masuk perubahan status pandemi menjadi endemi.
"Fase endemi ini tentu bisa dilalui bersama jika ada kesadaran untuk saling menjaga dan saling mengingatkan. Saling menjaga kesehatan, saling mengingatkan agar semua bisa sehat," beber dia.
Soal menuju fase endemi itu, lanjut Saleh, kita harus bersabar. Pasalnya, ada banyak faktor yang masih perlu dikaji dan didalami. Jika nanti sudah dianggap tepat, status endemi tersebut pasti akan diumumkan.
"Namun, kita tentu diperbolehkan untuk melakukan pelonggaran-pelonggaran. Negara-negara lain juga sudah melakukan hal yang sama," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Penumpang KRL Tetap Wajib Pakai Masker