DPR Peringatkan Pemerintah Tak Terus Tergantung dengan Vaksin Produksi Luar Negeri

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 23 November 2021
DPR Peringatkan Pemerintah Tak Terus Tergantung dengan Vaksin Produksi Luar Negeri
Ilustrasi - Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 Sinovac di Klinik Universitas Brawijaya, Jawa Timur, Selasa (2/2/2021). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto).

MerahPutih.com - Desakan menggunakan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri terus digaungkan.

Sebab kini, Indonesia mengandalkan vaksin dari luar negeri, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer.

Beberapa kalangan yakin dengan menggunakan vaksin dalam negeri, akan banyak manfaat yang didapat, daripada membeli vaksin impor yang menghabiskan anggaran negara.

Hal ini disampaikan anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay.

Baca Juga:

Lebih dari 88 Juta Divaksin COVID-19 Dosis Kedua, Penambahan Kasus 186 Orang

"Ini peluang besar untuk memenuhi kebutuhan vaksin secara nasional," kata Saleh dalam keterangan persnya, Selasa (23/11).

Menurut Ketua Fraksi PAN DPR ini, ada beberapa alasan mengapa penggunaan vaksin produk lokal ini mendesak.

Pertama, Indonesia harus benar-benar berdaulat dalam pemenuhan kebutuhan vaksin COVID-19.

Sejauh ini, Indonesia telah banyak menghabiskan anggaran untuk membeli vaksin dari negara lain.

"Nah, kalau kita memakai produk lokal, maka anggaran yang cukup besar itu tidak lari ke luar negeri. Selain pajak, anggaran tersebut diyakini juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan roda perekonomian kita," jelas Saleh.

Kedua, kebutuhan vaksin dalam negeri akan sangat besar mengingat adanya rencana pemerintah untuk memberikan booster atau vaksin dosis ketiga pada awal tahun 2022.

Menurut penjelasan Kemenkes, kalau semua target sasaran dijangkau, masih dibutuhkan ratusan juta dosis vaksin.

"Kebutuhan vaksin ini akan terus berlanjut. Kemarin dijelaskan bahwa efektivitas vaksin hanya 6 bulan. Setelah itu, dibutuhkan suntikan dosis baru lagi," jelas Saleh.

"Kalau ini terus berlanjut, tentu akan sangat berat jika kita terus berharap dari negara lain," katanya.

Baca Juga:

Menlu: Vaksinasi Beri Harapan Kehidupan Akan Segera Kembali

Saleh yakin, masyarakat lebih antusias memakai vaksin produk dalam negeri.

Selain kecintaan pada produk dalam negeri, mereka juga lebih percaya pada khasiatnya.

Apalagi, bila Indonesia kelak mampu mengekspor vaksin ke luar negeri, itu akan jadi kebanggaan tersendiri.

"Saya yakin Presiden Jokowi selalu mendukung pemakaian produk dalam negeri, termasuk vaksin," tutur legislator dapil Sumut II itu.

Saleh mengingatkan, pemerintah juga harus menyediakan anggaran yang tidak sedikit untuk riset dan pengembangan produk lokal.

"Presiden sangat berpihak pada penggunaan komoditas dalam negeri. Karena itu, semua jajaran pemerintahan harus mendukung keberpihakan tersebut,"tutup Saleh.

Sekadar informasi, pemerintah Indonesia terus melakukan upaya untuk menghilangkan COVID-19. Salah satu upayanya membuat Vaksin Merah Putih.

Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan vaksin.

Dengan menggunakan platform inactivated virus, dalam proses pembuatan Vaksin Merah Putih, pemerintah melibatkan berbagai instansi.

Bibit Vaksin Merah Putih diserahkan oleh Universitas Airlangga kepada PT Biotis Pharmaceutical. Sejauh ini sudah melakukan uji pra klinis tahap 1, 2, dan 3 kepada hewan dengan hasil aman dan baik.

Nanti pada uji klinis tahap pertama dilakukan mulai Desember 2021 kepada seratus orang. Tahap dua akan dilakukan pada 400 orang di Januari 2022. Sedangkan di tahap 3 akan dilakukan seribu orang pada Febuari 2022. (Knu)

Baca Juga:

Vaksin COVID-19 ke-11 Dapat Izin Darurat BPOM

#Saleh Partaonan Daulay #Vaksinasi
Bagikan
Bagikan