Merahputih.com - Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha mengutuk keras rencana Israel yang akan mencaplok Tepi Barat Palestina. Syaifullah menilai, Israel tidak pernah ‘Istiqomah’ terhadap perjanjian dengan Palestina, terutama garis batas tahun 1967.
Ia menambahkan, rencana itu akan menimbulkan beberapa dampak. Di antaranya, memanaskan situasi politik internasional. Penyelesaian konflik antara kedua negara (Palestina dan Israel) semakin sulit untuk diselesaikan. Rencana Israil itu bertentangan dengan resolusi dan hukum internasional PBB.
Baca Juga:
Pengguna Harian Tembus 300 Juta, Zoom Tingkatkan Kapasitas Layanan
"Ini juga merusak mimpi warga Palestina yang ingin hidup secara damai dan mendapatkan haknya," kata Syaifullah kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/6).
Ia mendukung upaya pemerintah Indonesia menolak rencana Israel mencaplok Tepi Barat dan pemenuhan hak Palestina. Melalui surat, Menlu ajak 30 negara sahabat untuk bersama-sama membendung rencana Israel menganeksasi Tepi Barat Palestina tersebut.

Ia meyakini, politik luar negeri Indonesia terkait Palestina sangat jelas dan konsisten dari Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo, bahwa Indonesia hanya mengakui negara Palestina dan menolak keras ‘pendudukan’ Israel atas Palestina.
Prinsip tersebut tidak akan pernah berubah sepanjang Pembukaan UUD NRI (Negara Republik Indonesia) 1945 tetap berbunyi bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
"Indonesia juga saat ini bahkan telah membuka Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina berkedudukan di Ramalah," jelas Politikus PPP ini.
Baca juga:
Facebook Akan Hadirkan Pesaing Zoom, Yuk Intip Penampakannya
Syaifullah mengajak seluruh warga Indonesia berdoa agar warga Palestina memperoleh kemerdekaan negaranya dan bisa hidup secara damai. "Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia selain Mesir," tutup Syaifullah. (Knu)