DPR Minta Kemenlu Cegah Hoaks tentang Papua Beredar di Kancah Internasional

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Kamis, 12 September 2019
DPR Minta Kemenlu Cegah Hoaks tentang Papua Beredar di Kancah Internasional
Warga Papua turun ke jalan untuk demonstrasi. (Foto: ANTARA)

MerahPutih.com - Anggota Komisi I DPR RI Lena Maryana mengungkapkan bahwa Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) harus segera mencegah terjadinya internasionalisasi isu Papua. Sebab, hal ini jelas sangat merugikan Indonesia dari sisi kepercayaan dari negara-negara lain.

Ia meminta Kemenlu menyiapkan strategi untuk memitigasi dan menahan isu-isu yang diterima oleh dunia internasional yang diketahui tidak benar dan tidak jelas juntrungannya.

Baca Juga:

Biang Kerok Kerusuhan Papua Versi Rizal Ramli

"Saya berharap Kemenlu bersama kementerian lain melakukan koordinasi untuk mencegah terjadinya internasionalisasi isu papua ini. Karena kita tahu di masa kepemimpinan pak Jokowi ini pembangunan di papua sudah banyak dilakukan," ujar Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (12/9).

Lena Maryana Mukti.( Foto: MP/Fadhli)
Lena Maryana Mukti.( Foto: MP/Fadhli)

Politisi yang juga merupakan Pejuang Kesetaraan Gender terhadap perempuan ini, menyayangkan sikap yang diambil pemerintah untuk memblokir akses internet ketika kekisruhan terjadi.

Ia menganggap hal tersebut hanya menciptakan kerugian bagi Indonesia sebab tragedi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh negara-negara yang mendukung Papua untuk merdeka.

Baca Juga:

Sore Ini, Panglima TNI Mulai Berkantor di Papua

"Menurut saya agak disayangkan dengan cara memblokir internet di Papua karena di luar negeri itu kemudian menjadi isu yang sangat negatif. Dipakai untuk menghajar pemerintah Indonesia seolah-olah pemerintah sangat otoritarian," tutup dia.

Eskalasi kerusuhan di Papua diketahui belum menurun buntut terjadinya tindakan rasialis pada warga Papua di Surabaya dan sejumlah kota di pulau Jawa.

Aksi protes terus terjadi di Papua dan berbagai kota di Indonesia. Pada Kamis, aksi pembakaran sejumlah objek vital terjadi di Jayapura. Sedangkan pada Rabu (28/8), aksi tuntutan referendum berujung pada jatuhnya korban jiwa dua warga sipil dan satu persojel TNI. (Knu)

Baca Juga:

Rusuh Papua Mainan Asing, Panglima TNI: Intelijen Lebih Paham!

#Papua #DPP PPP
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan