MerahPutih.com - Perubahan peran dan fungsi Badan Urusan Logistik (Bulog) dinilai belum dirasakan oleh masyarakat. Pasalnya, saat ini Bulog hanya memiliki kewenangan sebagai buffer stock beras saja.
"Kehadiran negara melakukan stabilisasi harga bahan pokok dirasakan masih kurang," kata anggota Komisi IV DPR Fraksi Partai Demokrat, Nuraeni kepada wartawan, Selasa (4/1).
Baca Juga:
Risma Ngaku Langsung Tarik Beras Bansos Dengan Kualitas Buruk
Hal tersebut disampaikan Nur'aeni usai melakukan sidak di Perum Bulog cabang Serang, Senin (3/1). Ia menilai, pemerintah cenderung menyerahkan urusan harga kepada mekanisme pasar.
Sehingga, jika Bulog tidak diberikan kewenangan, ia mempertanyakan siapa yang akan berwenang untuk stabilisasi harga bahan pangan pokok.
"Ini kan jadi terlalu over di pasar. Itu seolah-olah tidak nampak kehadiran negara untuk bisa melakukan stabilisasi harga sembako," katanya.

Seharusnya, sebagai perwakilan negara, Bulog dapat hadir saat harga bahan pokok pangan mengalami kenaikan.
"Melihat harga di pasar melonjak tinggi tapi Bulog dibatasi peran dan fungsinya hanya stok beras saja. Jadi saya melihat negara tidak hadir dong, ini mau arahnya seperti apa," tegas dia.
Sebagai BUMN, lanjut Nur'aeni, Bulog juga seharusnya hadir di tengah-tengah pasar untuk melakukan operasi pasar.
"Di pasar jual sekian, di Bulog dijual dengan harga yang bersaing atau turun dari itu, ada subsidi kearah sana," imbuhnya.
Baca Juga:
Bulog Segera Salurkan Beras Bansos untuk 8,8 Juta Keluarga
Politikus partai berlambang Mercy ini mengaku kerap mendorong agar fungsi dan peranan Bulog dapat dikembalikan seperti dulu. Meski begitu, ia berharap dengan adanya Badan Pangan Nasional dapat bersinergi dengan Bulog.
"Kalau menurut saya Badan Pangan Nasional tentu harus sinergi dengan Bulog, misalnya Badan Pangan Nasional mengelola hal apanya, kalau Bulog lebih kepada mungkin jenis sembako, stabilisasi ada disini sebagai buffer stock," kata dia. (Pon)