FIRMA arsitektur eksperimental di Dubai ZNera Space telah mengusulkan desain konseptual yang menampilkan struktur kota melayang, berbentuk melingkar dengan lima lantai dan mengelilingi gedung pencakar langit tertinggi di dunia, Burj Khalifa.
Konsep yang dikenal sebagai Downtown Circle mencoba mengawinkan komunitas, kemewahan, dan perencanaan kota futuristik dalam desain yang sangat ambisius. Konsep kota layang itu telah dihidupkan oleh serangkaian ilustrasi memukau berkat kerja sama dengan Pictown, sebuah perusahaan yang spesialisasi dalam rendering arsitektur.
Arsitek utama ZNera Space Najmus Chowdry dan Nils Remess, membayangkan Downtown Circle sebagai garis horizontal terhadap cakrawala Dubai yang futuristik dari gedung pencakar langit yang tampaknya tak berujung.
Meskipun desain Downtown Circle mungkin menarik dan radikal, desain itu untuk saat ini, secara praktis dan finansial, Chowdry dan Remess mengakui tidak masuk akal.
"Itu dimaksudkan untuk menjadi pembuka percakapan. Sesuatu yang dapat memicu orang untuk memikirkan kembali pembangunan perkotaan, untuk memikirkan kembali kemacetan kota ... Kami menjanjikan kota yang berkelanjutan," kata Chowdry seperti diberitakan CNN (9/9).
"Kami sedang mengerjakan aspek yang sangat penting yang mengangkat diskusi tentang bagaimana kami merencanakan kota. Alasan kami memilih Burj Khalifa adalah karena berada di daerah perkotaan yang sangat padat, dan kami ingin mengatasi masalah yang menyertai populasi kota yang padat," tambah Remess.
Baca juga:
Gedung Sepanjang 170 Km akan Jadi Kota Masa Depan Arab Saudi
Kota layak huni

Kota layang itu akan berada di ketinggian 550 meter di atas permukaan jalan, akan memiliki struktur melingkar lebih dari tiga kilometer. Cincin itu akan ditopang oleh lima pilar besar yang pondasinya akan mengambil tempat di lahan kosong, yang nantinya berpotensi digunakan untuk tujuan tambahan.
"Kami ingin menciptakan iklim mikro di Downtown dan membuat semacam selubung di sekitar area untuk mengontrol suhu dan membuatnya lebih layak huni dalam cuaca panas. Kamu dapat menggunakan [pilar] vertikal itu sebagai pembersih udara perkotaan," kata Chowdry.
Struktur pilar dapat menggabungkan desain penyaringan asap inovatif yang dibuat oleh ZNera Space, yang terpilih untuk penghargaan World Architecture Festival 2018 dalam kategori 'Experimental Future Project'.
Di Dubai, suhu seringkali melebihi 40 derajat Celcius, dan para arsitek ingin desain mereka menetapkan tolok ukur baru untuk lingkungan alam berkelanjutan di wilayah tersebut.
"Seluruh langit-langit akan menjadi hamparan panel surya. Apa yang juga ingin kami lakukan adalah menerapkan teknologi yang telah kami gunakan dalam proyek sebelumnya, sel hidrogen surya," jelas Chowdry.
Teknologi ini menggunakan energi matahari untuk mengubah air menjadi hidrogen yang kemudian dapat menyalakan AC dan memberikan energi ke gedung. Desainnya disusun untuk menyelaraskan dengan rencana induk optimis Dubai untuk lingkungan perkotaan yang berkelanjutan pada tahun 2040.
Konsep tersebut juga mengusulkan pilihan transportasi dari satu ujung ke ujung lainnya termasuk sistem trem listrik yang dapat mencapai kecepatan 100 kilometer per jam dan infrastruktur untuk mengakomodasi taksi layang.
Baca juga:
Arsitektur ambisius

Jumlah ambisi arsitektur ini tidak datang tanpa tantangan teknis, seperti menciptakan struktur yang cukup kuat untuk menampung fitur interior, tapi cukup ringan untuk ditopang oleh pilar.
"Strukturnya sendiri cukup ringan. Saya membayangkannya sebagai pesawat (besar), kulit, tulang rusuk, yang menjadi struktur dan di dalamnya semuanya berongga. Tapi kemudian ditopang oleh kolom-kolom ini dan lingkaran cincin. Kami memilih untuk membuatnya melingkar karena ini adalah format struktural yang paling stabil," lanjut Chowdry.
Downtown Circle yang diusulkan, menurut Remess, akan memiliki area perumahan di antara area komersial, kantor, dan area kegiatan budaya untuk membentuk kota mandiri di dalam kota yang komprehensif.
"Jika kamu tinggal di sana, kamu dapat mencapai kantor atau dapat mencapai taman, atau rumah dalam 15-20 menit berjalan kaki. Di Dubai, sulit untuk melakukan itu," ujarnya.
Fokus interior desain kota layang ini adalah jalur hijau berkelanjutan yang dinamai Skypark dan akan menghubungkan kelima lantai. "Skypark adalah tulang punggung utama dari keseluruhan desain," jelas Chowdry.
"Ini akan menjadi ruang hijau serba guna dan juga akan bertindak sebagai ruang untuk memikirkan kembali bagaimana pertanian diterapkan pada masa depan, terutama di kota-kota," tambahnya. (aru)
Baca juga: