Door to Door hingga Follow Up Pelanggan, Bikin Sales Gawai Makin Tangguh di Masa Pandemi

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 17 September 2021
Door to Door hingga Follow Up Pelanggan, Bikin Sales Gawai Makin Tangguh di Masa Pandemi
Ilustrasi sales smartphone. (Foto: Unsplash/Hassan OUAJBIR)

NAMANYA Fajar Sukma. Ia bekerja sebagai sales di perusahaan gawai terletak di salah satu pusat perbelanjaan di Tangerang. Masih muda, punya semangat juang, dan tetap tangguh meski harus menjual gawai di masa pandemi ketika ekonomi masyarakat sedang turun. Bagaimana kisahnya mengejar target penjualan saat seluruh masyarakat diminta di rumaha saja?

Fajar hanya lulusan SMA. Sebelum menjadi sales, ia sempat menjadi operator warnet, berangkat dari hobinya suka bermain game. Meski sempat merasa nyaman, ia berpikir pekerjaan menjaga warnet tidak menunjung kehidupannya kelak.

“Walaupun enak, tapi gaji jadi operator warnet enggak seberapa. Akhirnya gue memutuskan untuk cabut dan cari kerja. Dan emang kebetulan bokap juga nyuruh gue cari kerja,” ujarnya.

Di November 2018, Fajar sempat menjadi kasir di salah satu supermarket dekat rumahnya. Meski hanya bekerja selama satu tahun, Fajar tetap bersyukur karena mendapat banyak pengalaman dan keahlian komunikasi bermanfaat bagi pekerjaannya sekarang.

Baca juga:

Ketangguhan CEO Travel Trip Menjalani Usaha Open Trip di Tengah Pandemi

Door to Door hingga Follow Up Pelanggan, Bikin Sales Gawai Makin Tangguh
Tetap menerapkan protokol kesehatan. (Foto: Istimewa)

Fajar akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaan sebagai kasir, dan setelah delapan bulan mencari lowongan pekerjaan, ia diterima sebagai sales di salah satu perusahaan gawai ternama.

“Gue enggak kuliah. Pengalaman marketing jadi sales justru gue dapat pas jadi kasir 2018 lalu. Jadi udah ada basic-nya lah, tinggal mempelajari terkait spesifikasinya. Mulai dari smartphone, speaker, kartu operator, sampai aksesoris,” kata Fajar.

Layaknya para pekerja lain, sebelum pandemi, pekerjaan Fajar lancar-lancar saja karena banyak orang ingin membeli smartphone. Keadaan ekonomi masih stabil saat itu membuat konsumen ramai mengunjungi gerainya. Namun begitu pandemi COVID-19 menyerang Indonesia Maret 2020 lalu, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari pemerintah membuat seluruh mal ditutup.

“Di situlah titik awal perjuangan gue dimulai. Awal-awal PSBB pasti orang-orang banyak takut ke mal, karena itu awal pandemi banget kan. Apalagi perusahaan gue memang branding-nya di mal, dan pada situ kita belum punya strategi,” ungkapnya. “Jadi akhirnya gue dan temen-temen lain di rumahkan dan ditraining secara virtual. Enggak disuruh jualan juga karena masih kaget bagnet sama pandemi. Pas awal-awal PSBB juga gaji dipotong sebanyak 20 persen”.

Baca juga:

Pedagang Buah Negeri Aing Tangguh Mempertahankan Pelanggan di Masa Pandemi

Door to Door hingga Follow Up Pelanggan, Bikin Sales Gawai Makin Tangguh
Fajar Sukma (kanan) saat sedang menjalankan tugasnya. (Foto: Istimewa)

Selama masa PSBB, Fajar tidak diharuskan mencapai target tertentu dalam satu bulan. Hanya saja, ia harus tetap produktif dan lebih baik lagi jika menjual minimal satu produk dalam sehari.

“Langkah awal gue lakukan follow up customer lewat database di kantor dan pribadi. Jadi para pelanggan kita pernah beli dulu di daerah situ, kita chat lagi, kita tawarin lagi mau enggak beli produknya. Kita kasih tahu juga kalau ada produk terbaru ke mereka,” kata Fajar. “Gue juga mengandalkan media sosial gue kayak pasang brosur atau gambar di Instagram, story WhatsApp, sama kadang japri ke teman-teman atau keluarga. Ya, usaha aja dulu barang kali ada yang mau beli kan”.

Fajar harus follow up minimal 20 customer dalam sehari, juga melakukan door to door dengan cara menyebarkan brosur ke pasar, supermarket, sampai jalanan. Semua itu dilakukannya setiap hari dari jam 10.00 WIB sampai 18.00 WIB.

Saat door to door, Fajar menjaga protokol kesehatan ketat. Pakai baju lengan panjang, face shield, sarung tangan, dan hand sanitizer. Ia hanya menawarkan barang jualannya hanya sebentar, karena mungkin orang banyak sibuk atau udah malas duluan.

“Intinya kita datengkan tempat-tempat ramai. Enggak cuma kasih brosur tapi kita kasih edukasi juga kalau mereka juga bisa beli di websitenya dan nanti akan diantarkan,” lanjutnya.

Sebagaimana standar ditetapkan perusahaan, Fajar ditemani salah satu rekannya ketika door to door. Hal ini untuk mempermudah mekanisme pekerjaan dan dokumentasi perusahaan. Wilayahnya pun hanya sekitaran Tangerang, seperti Banjar Wijaya, Karawaci, dan Perum.

“Pernah waktu itu gue nganterin smartphone ke customer sampai Ciputat. Itu sih menurut gue paling jauh,” tuturnya.

Door to Door hingga Follow Up Pelanggan, Bikin Sales Gawai Makin Tangguh
Fajar ketika mengantarkan smartphone ke rumah customer. (Foto: Istimewa)

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Juli lalu kembali membuat mal ditutup. Fajar sudah melewati perjuangan waktu PSBB lalu, sudah merasa lebih kuat dan belajar dari pengalaman. Ia pun kembali melakukan follow up customer dan door to door demi bisa menjual produk. Kabar baiknya, dengan cara dilakukan satu tahun lalu, Fajar justru mendapat peningkatan signifikan.

“Ya untungnya sekarang gue jadi lebih ngerti apa aja harus dilakukan. Terus baru-baru ini mal juga udah dibuka, dan ada aja konsumen beli,” ungkap Fajar.

Setiap pekerjaan pasti punya tantangannya masing-masing, termasuk penolakan sudah menjadi makanan sehari-hari sales. Ketika ditanya ingin resign atau tidak, Fajar tetap semangat dan tidak putus asa dengan risiko ia hadapi.

“Ya namanya juga sales, hal-hal kayak gitu wajar. Intinya gue tetap bersyukur bisa bekerja di masa pandemi seperti ini karena gajinya juga buat orang tua dan diri gue sendiri,” tutupnya. (and)

Baca juga:

Ketangguhan Musisi di Tengah Pandemi

#September Jagoan Tangguh Negeri Aing #Teknologi #Smartphone
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan