Doni Monardo Minta Masyarakat tak Takut Swab Tes

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 23 November 2020
Doni Monardo Minta Masyarakat tak Takut Swab Tes
Ilustrasi - Petugas melakukan tes usap

MerahPutih.com - Penularan COVID-19 yang makin cepat diketahui akan memudahkan pasien menjalani pemulihan. Namun sebaliknya bila terlambat, risiko kematian akan semakin tinggi, apalagi bila pasien memiliki penyakit bawaan.

Berdasarkan data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19 dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, ditemukan pasien dengan kategori ringan memiliki risiko kematian nol persen, pasien dengan kategori sedang mencapai 2,6%, pasien kategori berat 5,5% dan pasien kategori kritis memiliki risiko kematian 67,4%.

Baca Juga

Satgas COVID-19 Akui Kesulitan Tracing Massa di Petamburan dan Megamendung

Kategori kritis adalah pasien dengan komplikasi infeksi berat yang mengancam kematian, pneumonia berat, serta gagal oksigenasi dan ventilasi. Tak sedikit pasien memasuki fase kritis karena sebelumnya memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes, ginjal, dan gangguan paru.

“Semakin cepat diketahui, penularan lebih luas bisa dicegah karena memang mayoritas penderita COVID-19 adalah orang tanpa gejala,” tutur Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, di Jakarta, Minggu (22/11).

Ilustrasi - Virus Corona (COVID-19). (Dok Antara)
Ilustrasi - Virus Corona (COVID-19). (Dok Antara)

Menurut Doni, titik paling krusial saat ini dalam menekan risiko kematian akibat COVID-19 dengan menjaga agar pasien tidak berpindah fase atau kategori sakit, dan sedapat mungkin tetap dengan gejala ringan sehingga lebih mudah disembuhkan.

“Ini adalah prioritas dokter dan tenaga kesehatan sekarang, apalagi dalam seminggu terakhir tingkat penularan cenderung meningkat,” kata dia.

Doni menambahkan salah satu cara memutus mata rantai penularan dengan melakukan pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan yang tepat kepada pasien yang tertular. Namun, pemeriksaan dan pelacakan ternyata tidak mudah dilakukan karena terjadi penolakan di masyarakat.

Dia menduga fenomena ini terjadi karena di masyarakat masih berkembang stigma negatif bagi penderita COVID-19, masyarakat takut divonis tertular. Padahal, masyarakat tak perlu takut karena mayoritas penderita COVID-19 sembuh.

"Di Indonesia sekarang angka kesembuhan telah menembus 83,9% dari kasus aktif, jauh di atas kesembuhan dunia yang di level 69%," jelas dia.

Saat ini, Satgas Penanganan COVID-19 bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Daerah telah menurunkan lebih dari 5.000 relawan pelacak kontak (tracer) untuk melakukan deteksi awal penularan di 10 prioritas. (Knu)

Baca Juga

Diminta Tes Swab, Rizieq Shihab Tolak Bertemu Polisi

#COVID-19 #Satgas COVID-19 #Kasus Covid
Bagikan
Bagikan