Film

'Don't Breathe 2' Tampilkan Sisi Manusiawi The Blind Man

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Senin, 18 Oktober 2021
'Don't Breathe 2' Tampilkan Sisi Manusiawi The Blind Man
Diperankan oleh Stephen Lang. (Foto: The New York Times)

BUAT kamu yang sudah nonton film Don't Breathe (2016), pasti tidak asing lagi dengan karakter The Blind Man yang bernama Norman Nordstrom (Stephen Lang). Sosok kakek tua ini digambarkan demikian kejam, sadis, sekaligus tangkas ketika membunuh orang meski ia sudah berusia senja dan buta.

Di film pertama itu pula, mungkin bagi penonton sulit rasanya untuk melabuhkan keberpihakan kepada para karakter selama adegan-adegan pertama berlangsung. Kadang-kadang kita jadi empati terhadap sosok Rocky (Jane Levy), latar belakang kehidupan keluarganya seolah-olah jadi 'pembenaran' atas aksi pencurian yang ia lakukan.

Baca juga:

Don't Breathe, Film Horor Terbaru yang Layak Kamu Tonton

Di sekuel kedua Don't Breathe, akan mengambil latar delapan tahun setelah film pertama dan menghadirkan Nordstrom sebagai sentral cerita. Banyak penonton berharap sosok Rocky bisa kembali dimunculkan dan bertanya-tanya seperti apa kehidupannya setelah ia berhasil lolos dari rumah Nordstrom.

Namun sutradara dan penulis skenario akhirnya sepakat menghadirkan semesta lain dengan menempatkan gadis kecil bernama Phoenix (Madelyn Grace) sebagai bagian dari kehidupan Nordstrom, alias tak ada jejak Rocky di sekuel kedua ini.

'Don't Breathe 2' Tampilkan Sisi Manusiawi The Blind Man
Dont Breathe sekuel pertama juga tidak kalah menegangkan. (Foto: The New Yorker)

Jika di film pertama kita dibuat seolah kesal terhadap Nordstrom, Don't Breathe 2 justru lebih banyak memberi panggung untuk lebih mendekat lagi terhadap kehidupan sang veteran perang itu dengan berbagai sisi manusiawinya.

Sang sutradara Rodo Sayagues mengatakan, bagaimana pun Nordstrom tidak akan pernah bisa dijadikan sosok pahlawan namun para penggodok cerita di balik layar juga ingin menceritakan sebuah kisah dari sudut pandang karakter itu. Dengan menampilkan potongan masa lalu Nordstrom jauh sebelum peristiwa di film pertama, setidaknya dapat membantu penonton untuk membaca dari sudut pandangnya.

Apakah kebutaan dan kebrutalannya menjadi 'mesin pembunuh' merupaakn sisa-sisa trauma peperangan di masa lalu? Kenapa ia begitu terobsesi ingin mengasuh seorang anak? Seperti apa anak kandung yang ia sebut telah meninggal dalam peristiwa kecelakaan?

Baca juga:

Ini yang Membuat Film Horor Menjadi Seperti Nyata dan Menyeramkan


Jawaban dari pertanyaan itu hanya tampil setengah-setengah dalam sekuel kedua dan meninggalkan lubang dalam kepenuhan karakter yang menjadi sentral cerita.

"Kerusakan spiritual, emosional, dan mental, itulah dia. Dia sudah hidup dalam isolasi untuk waktu yang sangat lama. Dia tidak berguna bagi dunia pada umumnya dan dunia tidak memperlakukannya dengan baik. Seperti anjing yang terlempar, jika kamu mencoba mengelusnya, dia akan menggigit tanganmu," kata aktor itu.

Don't Breathe 2 sudah bisa disaksikan di bioskop Tanah Air sejak Jumat (15/10). Menonton film ini di medium audio dan layar besar tentu dapat menghadirkan sensasi tersendiri bagi penonton. (and)

Baca juga:

Jelang Halloween, 3 Film Horor ini Siap Bikin Jump Scare

#Film #Film Baru
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan