KEMUNCULAN penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak membuat banyak orangtua di Indonesia resah. Penyakit yang mulai mewabah sejak 15 April lalu di Eropa, Amerika, dan Asia ini belum diketahui penyebabnya. Meski demikian, Dokter Spesialis Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Ade Rachmat Yudiyanto, mengingatkan para orangtua tak panik bila menemukan gejala awal hepatitis pada anak.
"Kalau ada gejala, jangan panik. Segera bawa ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lanjutan," ujar Ade dalam webinar bertajuk Penyakit Hepatitis Virus Akut pada Anak beserta Pencegahan dan Penanganannya dilansir Antara, Kamis (12/5).
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Hepatitis Akut akibat Efek Samping Vaksin COVID-19

Gejala awal hepatitis yakni diare, mual, muntah, sakit perut dan dapat disertai demam ringan. Bila gejala ini muncul, selain berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, maka orangtua juga perlu memastikan anak beristirahat total, menjaga asupan cairan anak dan ion tubuh cukup, agar tidak jatuh dalam kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan yang pada jangka panjang bisa membahayakan kesehatan.
Hepatitis merupakan radang pada sel hati. Saat ini ada parameter yang bisa digunakan untuk memastikannya yakni enzim hati atau Alanine Aminotransferase (ALT) atau Serum Glutamate Pyruvate Trasnsaminase (SGPT) bila nilainya di atas dua kali normal.
Berbicara penyebab, hepatitis bisa disebabkan infeksi dan non-infeksi. Infeksi bisa karena virus (A,B,C, D, E dan G), bakteri atau parasit, sementara non-infeksi misalnya akibat obat, racun, metabolisme. Sementara berkaca pada kondisi saat ini, menurut Ade, belum satu pun ada data akurat yang bisa menyatakan jelas penyebabnya.
Baca juga:
Serang Orang Dewasa, Jumlah Probable Hepatitis Akut di Jakarta Jadi 21 Kasus

Hepatitis akut telah menjadi sorotan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kemudian menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kementerian Kesehatan pun telah meningkatkan kewaspadaan pada kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya tersebut. Di Indonesia, per 9 Mei 2022 tercatat 15 kasus yang masih diduga hepatitis dan masih dalam proses investigasi.
"Di Indonesia, secara kasusnya memang ada yang dilaporkan. Tetapi apakah termasuk bagian kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, masih diselidiki. Jangan melihat kasus di Indonesia sebagai kasus yang mengerikan tapi kasus yang diwaspadai," kata Ade.
Dia berharap laporan kasus ini tidak membuat kekhawatiran berlebihan di kalangan masyarakat namun lebih pada membuat waspada. "Mudah-mudahan ini sekedar membuat kita waspada saja, jangan sampai membuat kekhawatiran kita berlebih seperti COVID-19. Saya berharap tidak berlanjut seperti COVID-19 karena memang ini sesuatu yang perlu kewaspadaan saja," demikian kata Ade. (*)
Baca juga: