Dokter Meninggal COVID-19 Terus Bertambah, IDI Singgung Keberadaan OTG

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 03 November 2020
Dokter Meninggal COVID-19 Terus Bertambah, IDI Singgung Keberadaan OTG
Pengendara motor melintas di depan mural tentang dukungan terhadap tenaga medis di Depok, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras)

MerahPutih.com - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan total tenaga medis yang wafat akibat terinfeksi COVID-19 sejak Maret hingga Oktober 2020 mencapai 161 orang.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi mengatakan, aktivitas masyarakat khususnya pada libur panjang dan akhir pekan berpotensi memicu lonjakan kasus COVID-19 yang akan terlihat dalam kurun waktu sekurang-kurangnya dua minggu mendatang.

Pada libur panjang sebelumnya periode Mei, terjadi lonjakan kasus 41 persen dan bulan Agustus sebesar 21 persen dengan peningkatan rata-rata tes perorangan sepekan sebesar 20 persen.

Baca Juga:

Saran Dokter untuk Penggemar High Heels


“Yang perlu diwaspadai terutama orang tanpa gejala (OTG) yang berpotensi menularkan pada orang lain tanpa disadari. Liburan meningkatkan mobilitas manusia, semakin tinggi mobilitas akan meningkatkan transmisi virus,” kata Adib dalam keterangan pers kepada wartawan, Selasa (11/3).

Hari ini, Tim Mitigasi PB IDI menyampaikan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat terinfeksi COVID-19.

Selama delapan bulan sejak virus itu masuk di Indonesia Maret 2020 hingga Oktober sebanyak 161 dokter dan dokter gigi yang wafat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 82 dokter umum, empat di antaranya guru besar.

Kemudian 68 dokter spesialis termasuk enam guru besar. Sementara dua dokter residen berasal dari 18 kantor IDI wilayah (provinsi) dan 69 IDI cabang (kota/kabupaten).

Ilutrasi COVID-19. (Foto: Antara)
Ilutrasi COVID-19. (Foto: Antara)

Berdasarkan data propinsi, jumlah dokter yang wafat terbanyak berasal dari Jawa Timur 33 dokter, Sumatera Utara 23 dokter, DKI Jakarta 24 dokter, Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 10 dokter, Sulawesi Selatan tujuh dokter, Banten enam dokter, Bali lima dokter, Kalimantan Selatan empat dokter, Aceh empat dokter, Riau empat dokter, Kalimantan Timur empat dokter, Sumatera Selatan tiga dokter, Kepulauan Riau dua dokter, Yogyakarta dua dokter, Nusa Tenggara Barat dua dokter, Sulawesi Utara dua dokter, dan Papua Barat satu dokter, Sumatera Barat satu dokter, dan Bengkulu satu dokter. Sementara ada dua dokter masih menunggu verifikasi.

Adib meminta masyarakat untuk sabar, sadar, dan mempunyai daya juang dalam upaya penanganan pandemi COVID -19 dengan berpartisipasi aktif melakukan testing agar dapat melindungi dirinya sekaligus orang di sekitarnya.

Semakin bertambahnya jumlah kematian tenaga medis akibat COVID-19 menjadi semacam alarm bahwa penularan penyakit ini masih mengkhawatirkan.

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah memasuki bulan kedelapan pandemi COVID-19. tepat pada Senin (2/11).

Selama delapan bulan pandemi, tercatat total 415.402 kasus di Indonesia.

Baca Juga:

Cirebon Berharap Punya Fakultas Kedokteran Berakreditasi A

Selain itu, juga terdata sebanyak 345.566 pasien yang telah sembuh sembuh dan 14.044 orang meninggal dunia setelah tertular.

Pada 2 November, secara kumulatif pemerintah telah memeriksa 4.567.608 spesimen dari 2.919.560 orang yang diambil sampelnya.

Hingga Senin, kasus kini sudah tercatat di semua provinsi di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Secara lebih rinci, sudah ada 502 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang mencatat adanya penularan virus corona. (Knu)

Baca Juga:

Dua Pekan, Sembilan Dokter Meninggal Akibat COVID-19

#Virus Corona #Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Bagikan
Bagikan