Djamiat Dahlar: Apoteker yang Sukses di Persija dan Timnas sampai Namanya Diabadikan di Yogyakarta

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 21 Februari 2018
Djamiat Dahlar: Apoteker yang Sukses di Persija dan Timnas sampai Namanya Diabadikan di Yogyakarta

Djamiat Dahlar di Stadion Senayan (Stadion Utama Gelora Bung Karno). (BolaSkor.com/Istimewa/Buku Peringatah 100 Tahun UMS)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Nama Mohammad Djamiat Dahlar masih asing di telinga suporter sepak bola Indonesia. Namun, siapa sangka Djamiat merupakan sosok penting di balik era kejayaan Persija Jakarta dan Timnas Indonesia tahun 1950-an hingga 1960-an awal.

Djamiat bukan merupakan warga asli Jakarta, tetapi ia lahir dan besar di kota Yogyakarta. Sebuah kisah menarik terkait perjalanan Djamiat Dahlar sampai ke Ibu Kota dan menjadi salah satu legenda sepak bola Indonesia.

Djamiat Dahlar: Putra Kental Muhammadiyah yang Bercita-cita Jadi Apoteker

Djamiat
Djamiat Dahlar. Foto: Bolaskor

Djamiat lahir Yogyakarta, 25 November 1927. Ia berasal dari keluarga guru sekolah Muhammadiyah. Ayahnya, Dalhar, adalah pemain sepak bola yang andal di kota kelahirannya.

Djamiat mulai bermain sepak bola ketika kanak-kanak, di alun-alun sekitar masjid Agung Yogyakarta. Setelah itu, ia bergabung dengan klub HW (Hisbul Wathan) Yogya.

Selepas itu, Djamiat Dahlar yang memiliki cita-cita sebagai apoteker melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kerja (SMK) Farmasi. Sayang, cita-citanya tertunda ketika Jepang mulai melakukan penjajahan ke Indonesia. Alhasil, ia harus bergabung dengan tentara pelajar melawan penjajahan Jepang.

Setelah itu, Djamiat Dahlar tetap gigih bermain bola sambil berharap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi untuk mewujudkan cita-citanya. Ia pun bergabung dengan klub PSIM U-17.

Tawaran melanjutkan sekolah farmasi diterimanya tidak lama kemudian. Djamiat Dahlar melanjutkan sekolah sebagai asisten apoteker di Sekolah Apoteker Salemba. Mantan gurunya, Tuan Pohan, yang menanggung biaya sekolah Djamiat Dahlar.

"Djamiat lahir dan tinggal sebuah kampung di Yogyakarta bernama Kaumang. Tempat Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) berkembang di sana. Dia lahir dari pengurus Muhammadiyah, namanya Haji Dahlar. Sempat main di PSIM U-17. Dia ke Jakarta untuk sekolah farmasi," kata penggiat sejarah sepak bola nasional, Dimaz Maulana kepada BolaSkor.com, saat wawancara khusus di Yogyakarta.

Cerita Cedera Lutut dan Andil Drg Endang Witarsah

Ia pun menerima ijazah sebagai asisten apoteker pada tahun 1950. Djamiat Dahlar melanjutkan karier sepak bolanya bersama klub drg. Endang Witarsah, Union Makes Strength (UMS). Bergabungnya Djamiat Dahlar ke UMS tak terlepas dari drg. Endang Witarsah.

Endang
Legenda UMS, Persija Jakarta, dan Timnas Indonesia, (Alm) Drg. Endang Witarsa. (BolaSkor.com/Istimewa/Buku Ulang Tahun 100 UMS)

Cerita bermula ketika Djamiat Dahlar menderita cedera lutut. Drg. Endang Witarsah yang membantu Djamiat Dahlar untuk sembuh dari cedera lutut. Semua biaya ditanggung oleh drg Endang Witarsah.

"Dia ketemu drg Endang Witarsah. Dia cedera lutut, yang biayai drg Endang Witarsah. Dia ke Jakarta 1935 sampai tidak balik lagi. Hingga dia main di UMS dan Persija," kata Dimaz Maulana.

Kejayaan bersama Persija Jakarta dan Timnas Indonesia

Djamiat
Persija Jakarta 1950. (BolaSkor.com/Istimewa/Buku Ulang Tahun 100 UMS)

Federasi Sepak Bola Hindia Belanda yang menaungi UMS, Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO) bubar. UMS pun masuk ke dalam klub naungan Persija Jakarta.

Djamiat Dahlar lantas bergabung dengan Persija Jakarta. Ia pun sukses membawa Persija Jakarta menjuarai Perserikatan tahun 1952 dan 1953. Ketika itu, Persija Jakarta dihuni pemain-pemain top seperti A.W. Van der Vin, Chris Ong, Thio Him Tjiang, dan Kwee Kiat Sek.

Karier Djamiat Dahlar di Timnas Indonesia pun semakin mengkilap. Ia pernah membela Timnas Indonesia bersama legenda Andi Ramang saat menahan Uni Soviet 0-0 di Olimpiade Melbourne 1956. Posisinya kala itu sebagai gelandang serang. Djamiat Dahlar sebagai penompang di belakang Andi Ramang.

"Dia sempat main Timnas era-nya Ramang pas lawan Uni Soviet. Posisinya di belakanya Ramang, striker lubang. Tapi, kariernya di Timnas tidak lama. Dia kembali menderita cedera lutut," ucap Dimaz Maulana, yang juga sebagai pendiri Bawah Skor Mandala.

Cedera yang akhirnya membuat Djamiat Dahlar memutuskan untuk melanjutkan karier sebagai pelatih. Saat menjadi pelatih, umurnya tergolong masih muda yakni 28 tahun.

Ia pun ditunjuk Toni Pogacnik untuk menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia. Djamiat Dahlan merupakan pemain Toni Pogacnik sebelumnya.

Djamiat Dahlar diberi mandat untuk mengurusi para pemain muda. Hingga pada akhirnya, Djamiat Dahlar ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19 untuk menghadapi Piala Asia U-19 1961 di Burma-nama dahulu Myanmar.

Alhasil, berkat polesan Djamiat Dahlar, Timnas Indonesia U-19 meraih gelar juara perdana Piala Asia U-19. Ia juga menciptakan nama-nama pesepak bola hebat seperti Sotjipto Soentoro hingga Andjiek Ali Nurdin.

Persija
Timnas Indonesia U-19 juara Piala Asia U-19 1961. (BolaSKor.com/Istimewa

Tak hanya itu, Djamiat Dahlar pernah membawa Timnas Indonesia mengalahkan Uruguay 2-1 pada laga uji coba di Stadion Senayan-sekarang Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), 19 April 1974. Saat itu, Uruguay menyambangi Indonesia karena sedang waktu jeda untuk menghadapi Australia.

Djamiat Dahlar memoles Timnas Indonesia yang tangguh dengan materi pemain seperti Rusdianto, Ronny Paslah, Abdul Kadir, Anwar Ujang, Nabon, dan Waskito.

"Ketika itu, dia jadi pelatih sementara Timnas Indonesia, saat menang lawan Uruguay. Setelah itu, Uruguay tidak terima kekalahan. Balik uji coba dari Australia, Uruguay ajak uji coba lagi. Alhasil Indonesia kalah (2-3)," kata Dimaz Maulana.

Djamiat Dahlar Diabadikan sebagai Nama Jalan di Depan Stadion Mandala Krida

Djamiat Dahlar wafat pada 23 Maret tahun 1979. Meski begitu, dedikasinya tetap harum hingga saat ini. Namanya pun diabadikan menjadi nama jalan di depan kandang PSIM Yogyakarta, Stadion Mandala Krida.

"Jalan di depan Mandala Krida, itu Jalan Djamiat Dahlar. Waktu saya bikin tur sejarah sepak bola. Saya angkat temanya (tentang Djamiat Dahlar)," ungkap Dimaz Maulana.

"Dia satu-satunya pemain asal Yogyakarta yang namanya diabadikan nama jalan. Mungkin pemain satu-satunya di Indonesia. Setahu saya belum ada nama pemain yang diabadikan namanya menjadi nama jalan selain beliau."

#Persija #Iimnas Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Olahraga
Gol Tengah Lapangan Rizky Ridho ke Gawang Arema FC Resmi Masuk Nominasi FIFA Puskas Award 2025, Netizen +62 Siap-Siap Dukung Lewat Voting FIFA.com
Gol spektakuler bek Persija Rizky Ridho masuk nominasi FIFA Puskas Award 2025, bersaing dengan Lamine Yamal dan Declan Rice. Dukung Ridho di voting FIFA.com!
Angga Yudha Pratama - 1 jam, 7 menit lalu
Gol Tengah Lapangan Rizky Ridho ke Gawang Arema FC Resmi Masuk Nominasi FIFA Puskas Award 2025, Netizen +62 Siap-Siap Dukung Lewat Voting FIFA.com
Olahraga
Biar Maksimal Hadapi Persija 20 November Nanti, Persik Kediri Antisipasi ‘Gangguan’ Hujan
Selain program tidak berjalan ideal, berlatih di bawah guyuran hujan dinilai bisa memengaruhi kondisi pemain.
Frengky Aruan - Kamis, 13 November 2025
Biar Maksimal Hadapi Persija 20 November Nanti, Persik Kediri Antisipasi ‘Gangguan’ Hujan
Olahraga
Persija Kembali Gelar Laga Kandang di Stadion Manahan saat Melawan Persik, Kini Boleh Dihadiri Pendukungnya
Stadion Manahan sebelumnya menjadi markas Persija ketika mejamu PSBS Biak pada Jumat (31/10).
Frengky Aruan - Rabu, 12 November 2025
Persija Kembali Gelar Laga Kandang di Stadion Manahan saat Melawan Persik, Kini Boleh Dihadiri Pendukungnya
Olahraga
Link Live Streaming Arema FC vs Persija, 8 November 2025
Link live streaming Arema FC vs Persija akan tersaji di sini. Keduanya sama-sama punya modal bagus di laga sebelumnya.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Link Live Streaming Arema FC vs Persija, 8 November 2025
Olahraga
Mauricio Souza Tanggapi Duel Aroma Brasil Antara Persija dengan Arema FC
Persija dalam kepercayaan diri yang bagus setelah menang di tiga laga terakhir
Frengky Aruan - Jumat, 07 November 2025
Mauricio Souza Tanggapi Duel Aroma Brasil Antara Persija dengan Arema FC
Olahraga
Persija Terusir dari Rumah Sendiri, Mauricio Souza Bongkar Derita 'Macan Kemayoran' Main Jauh dari The Jakmania
Simak curhatan pelatih Brasil ini soal minimnya informasi lokasi laga kandang mendatang dan peran penting The Jakmania.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 November 2025
Persija Terusir dari Rumah Sendiri, Mauricio Souza Bongkar Derita 'Macan Kemayoran' Main Jauh dari The Jakmania
Olahraga
Jadwal Lengkap Pekan 12 Super League 2025/2026: Arema FC Vs Persija, Penghuni Dasar Semen Padang Hadapi Pemuncak Klasemen Borneo FC
Hanya delapan pertandingan akan digulirkan sampai 9 November 2025 hal ini menyusul perubahan jadwal pertemuan Malut United dengan Persib Bandung.
Frengky Aruan - Kamis, 06 November 2025
Jadwal Lengkap Pekan 12 Super League 2025/2026: Arema FC Vs Persija, Penghuni Dasar Semen Padang Hadapi Pemuncak Klasemen Borneo FC
Olahraga
Hasil Lengkap Pekan 11 Super League 2025/2026 dan Klasemen Sementara
Laga pekan 11 Super League 2025/2026 rampung digelar hingga Rabu (5/11)
Frengky Aruan - Kamis, 06 November 2025
Hasil Lengkap Pekan 11 Super League 2025/2026 dan Klasemen Sementara
Olahraga
Top Skorer Sementara Persija Maxwell Souza Enggan Terlalu Pikirkan Selisih Poin dengan Borneo FC
Hal ini disampaikan setelah membawa Persija menang 3-1 atas PSBS Biak di pekan 11 Super League 2025/2026, di mana Maxwell hat-trick.
Frengky Aruan - Selasa, 04 November 2025
Top Skorer Sementara Persija Maxwell Souza Enggan Terlalu Pikirkan Selisih Poin dengan Borneo FC
Olahraga
Persija Menang 3-1 atas PSBS di Solo, Mauricio Souza Sebut Pemain Kerja Keras dan Total
Tiga gol Persija ke gawang PSBS Biak dicetak Maxwell Souza (17’pen, 61’, dan 90+3’).
Frengky Aruan - Sabtu, 01 November 2025
Persija Menang 3-1 atas PSBS di Solo, Mauricio Souza Sebut Pemain Kerja Keras dan Total
Bagikan