MerahPutih.com - Uji klinis vaksin COVID-19 yang dilakukan PT Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) sempat diterpa isu tak sedap. Antara lain, adanya relawan yang positif COVID-19 beberapa hari setelah mendapat suntik vaksin.
Meski demikian, fakta relawan positif COVID-19 tersebut sudah diklarifikasi peneliti. Sang relawan setelah disuntik vaksin langsung pergi ke luar kota. Diduga di sanalah ia terjangkit virus.
Muhammad Satria Nugraha, salah satu dari 1.620 relawan vaksin COVID-19, mengaku tidak terpengaruh dengan adanya relawan yang positif.
Baca Juga:
Pemuda 26 tahun asal Antapani, Bandung ini telah dua kali menerima suntik vaksin buatan Sinovac Biotech, Tiongkok itu.
Sebelum penyuntikan, ia dan relawan lainnya telah diberitahu bahwa relawan terbagi ke dalam dua kelompok secara acak untuk mendapat vaksin dan placebo.
Relawan juga diharuskan mentaati protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak atau menghindari kerumunan, dan memelihara higienitas atau kebersihan.
Setelah penyuntikan, relawan juga tidak boleh pergi ke luar kota dulu. Tujuannya tidak lain untuk memudahkan kontrol penelitian.
Mengenai relawan yang positif COVID-19, Muhammad sudah diberi tahu bahwa relawan tersebut habis pergi ke Semarang, Jawa Tengah yang waktu itu zona merah.
“Saran peneliti setelah suntik supaya kita menjaga kesehatan, jangan sampai lepas protokol kesehatan. Yang relawan positif COVID-19 dan ternyata dia habis pergi dari Semarang setelah penyuntikan pertama,” tutur Muhammad, saat dihubungi MerahPutih.com, baru-baru ini.

“Padahal kata panitia uji klinis jangan dulu keluar kota sampai penelitian selesai,” lanjut alumnus Unikom tersebut.
Mendengar kabar relawan positif COVID-19, Muhammad mengaku tidak terpengaruh. Apalagi takut dirinya jadi positif COVID-19 juga.
Meski saat itu sempat tersiar kabar bahwa relawan tersebut positif karena prosedur menjadi relawan, meliputi tes swab, dan lain-lain. Kabar yang tersiar, relawan tersebut terkena akibat terkontaminasi dari alat prosedur tersebut.
“Saya gak takut. Waktu ada relawan positif diduga gara-gara penyuntikan jadi positif padahal tidak. Karena prosedur relawan ini ketat,” katanya.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Sempat Disebut Pura-pura Jadi Relawan Vaksin COVID-19
Saat ini, Muhammad menunggu tahapan selanjutnya dari proses uji klinis tahap 3. Minggu 11 Oktober 2020, ia akan menyerahkan kartu monitoring uji klinis. Selama menjadi relawan, ia mendapat dua kartu.
Kartu pertama tentang catatan harian aktivitasnya sehari-hari. Kartu kedua tentang gejala yang dirasakan. Muhammad mengaku tidak mengalami gejala apa pun setelah mendapat dua kali penyuntikan.
Ia juga tidak merasakan reaksi tubuh yang aneh antara sebelum dan setelah mendapat penyuntikan. Nafsu makannya pun biasa, tidak ada yang berubah. Badannya sehat, namun tidak pernah sakit, termasuk sakit ringan seperti masuk angin.
“Nafsu makan biasa, sehat-sehat saja, ga masuk angin selama mengikuti uji klinis ini,” ujar Muhammad. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Pemerintah Pastikan Vaksin COVID-19 yang Bakal Disuntikkan Aman