Ditemukan Satu Kasus COVID-19, Dua Juta Warga Australia Diisolasi

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 03 Februari 2021
Ditemukan Satu Kasus COVID-19, Dua Juta Warga Australia Diisolasi
Tes COVID-19 dengan cara lantatur di klinik Rumah Sakit St.Vincent di kawasan pantai Bondi, Sydney, Minggu (20/12/2020). ANTARA/REUTERS/AAPIMAGE/Dean Lewins/aa.

MerahPutih.com - Sekitar dua juta warga Australia memulai hari pertama mereka dari penguncian (lockdown), pada hari Senin (1/2), setelah penemuan satu kasus di masyarakat setempat di Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat.

Pihak berwenang memerintahkan penguncian selama lima hari di Perth setelah seorang penjaga keamanan di sebuah hotel yang digunakan untuk mengkarantina orang-orang kembali dari luar negeri ditemukan tertular virus.

Pemerintah negara bagian mengatakan 66 orang melakukan kontak dekat dari penjaga yang tidak dikenal itu dan tidak ada dari mereka yang telah diuji terinfeksi.

Baca Juga:

Varian COVID-19 Inggris Menyebar ke 10 Provinsi Vietnam

"Total 13 kontak dekat sekarang telah dinyatakan negatif dan dari 11 kontak berisiko tinggi itu telah dipindahkan ke karantina hotel sebagai tindakan pencegahan," kata pemimpin negara bagian Australia Barat Mark McGowan kepada wartawan di Perth, dikutip Antara.

Tes pada kontak dekat lainnya diharapkan akan selesai pada hari Senin.

Australia telah berhasil menahan sebagian besar epidemi COVID-19, membatasi kasus hingga hampir 29.000 dan kematian hingga 909, dengan jenis tindakan tegas seperti yang terlihat di Perth.

Kampanye vaksin akan dimulai bulan ini, yang menurut Perdana Menteri Scott Morrison akan menelan biaya setidaknya 6,3 miliar dolar Australia atau Rp67,2 triliun.

Suasana pusat perbelanjaan yang sepi saat wabah COVID-19 merebak di Sydney, Australia, Selasa (24/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/pras.
Suasana pusat perbelanjaan yang sepi saat wabah COVID-19 merebak di Sydney, Australia, Selasa (24/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/pras.

Australia telah berjanji untuk membelanjakan 4,4 miliar dolar Australia atau Rp46,9 triliun.

Tetapi Morrison mengatakan, pemerintahnya telah menyisihkan 1,9 miliar dolar Australia atau sekitar Rp20,2 triliun lagi untuk membayar peluncuran vaksin COVID-19.

"Strategi ini didukung oleh alokasi awal sekitar 1,9 miliar dolar Australia atau sekitar Rp20,2 triliun dalam dukungan baru untuk peluncuran vaksin. Ini di atas lebih dari 4,4 miliar dolar Australia atau Rp46,9 triliun yang dialokasikan untuk pembelian vaksin," kata Morrison dalam pidatonya di Canberra.

Baca Juga:

Kudeta Myanmar, Keberadaan Aung San Suu Kyi Tidak Diketahui

Mengklasifikasikan program inokulasi sebagai "prioritas pertama", Morrison mengatakan, ekonomi sekarang harus mulai melepaskan diri dari pengeluaran pemerintah.

Australia telah menjanjikan lebih dari 250 miliar dolar Australia atau sekitar Rp2.665 triliun dalam bentuk stimulus, yang sudah mulai berkurang.

Tetapi Morrison mengatakan, ada batasan untuk dukungan yang bisa diberikan pemerintah.

"Kami tidak menjalankan anggaran cek kosong," kata Morrison. (*)

Baca Juga:

Ini Kata Bank Dunia Soal Kudeta Myanmar

#Australia #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan