Astronomi

Ditemukan, Konstelasi Planet yang Mirip dengan Tata Surya Kita

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 08 Agustus 2021
Ditemukan, Konstelasi Planet yang Mirip dengan Tata Surya Kita
Bintang L 98-59 yang berjarak 35 tahun cahaya ternyata mirip tata surya kita. (techexplorist.com)

SERANGKAIAN planet dengan beberapa kemiripan tata surya kita telah ditemukan di sekitar bintang terdekat oleh para astronom menggunakan European Southern Observatory's Very Large Telescope di Cile.

Bintang yang dikenal sebagai L 98-59 itu berjarak 35 tahun cahaya dari Bumi. Mungkin, ada lima planet yang mengorbit di sekitarnya, termasuk satu yang memiliki samudra--planet yang berpotensi layak huni. Ada pula exoplanet, planet paling ringan yang pernah ditemukan. Exoplanet adalah planet yang mengorbit pada bintang di luar tata surya kita.

Penelitian baru yang mengungkap kemiripan tata surya tersebut dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics pada Kamis (5/8).

BACA JUGA:

Pengalaman Pariwisata Luar Angkasa dari Turis Pertama di Dunia

Selama pengamatan baru terhadap sistem ini, para astronom menentukan bahwa tiga planet memiliki beberapa jenis kandungan air. Dua planet yang paling dekat dengan bintang itu kemungkinan kering dan berbatu dengan hanya sedikit air. Planet-planet terestrial ini, seperti Bumi atau Venus, cukup dekat dengan bintang untuk dihangatkan olehnya.

Sementara itu, massa planet ketiga mungkin memiliki 30 persen air. Hal itu menunjukkan eksoplanet itu bisa menjadi dunia samudra. Mirip dengan beberapa jenis bulan yang ditemukan di tata surya kita.

luar angkasa
Temuan ini didapat menggunakan European Southern Observatory's Very Large Telescope di Cile. (astronomy.com)

Ketiga planet itu pertama kali ditemukan oleh para astronom pada 2019 menggunakan misi TESS berburu planet NASA, atau Transiting Exoplanet Survey Satellite. Pengamat berbasis ruang angkasa mampu mendeteksi eksoplanet menggunakan metode transit yang mengukur penurunan cahaya yang terjadi ketika sebuah planet lewat di depan bintangnya.

BACA JUGA:

Cumi-Cumi Jadi Perintis Perjalanan Panjang Luar Angkasa

Para astronom memiliki metode lain untuk menemukan eksoplanet yang dikenal sebagai kecepatan radial, yaitu dengan menghitung goyangan yang terjadi ketika planet yang mengorbit menciptakan tarikan gravitasi pada bintang induknya. Pengukuran dari misi TESS digabungkan dengan pengukuran kecepatan radial yang dilakukan menggunakan very large telescope untuk mempelajari lebih lanjut tentang planet-planet tersebut.

Penggabungan dua sistem pengukuran itu memungkinkan para astronom untuk menentukan bahwa planet yang paling dekat dengan bintang itu hanya setengah massa Venus, menjadikannya planet ekstra surya teringan yang pernah terdeteksi menggunakan kecepatan radial.

"Ini merupakan langkah maju dalam kemampuan kami untuk mengukur massa planet terkecil di luar tata surya," kata María Rosa Zapatero Osorio, penulis penelitian baru dan astronom di Pusat Astrobiologi di Madrid, Spanyol, dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan CNN.com (6/8).

Selama penelitian mereka, anggota tim juga menemukan planet keempat dan petunjuk tentang potensi planet kelima yang tidak terekam dalam data sebelumnya dari TESS. Planet kelima itu mungkin berada pada jarak yang tepat dari bintang untuk memungkinkan cairan terbentuk di permukaan. Itu dikenal sebagai zona layak huni bintang.

"Planet di zona layak huni mungkin memiliki atmosfer yang dapat melindungi dan mendukung kehidupan," kata Zapatero Osorio.

astronomi
Penelitian akan dilanjutkan dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA. (nasa.gov)

Sistem planet ini merupakan target ideal untuk Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA, yang dijadwalkan untuk diluncurkan ke orbit di sekitar Bumi pada Oktober. Selain itu, serta European Southern Observatory's Extremely Large Telescope juga akan memulai pengamatan dari Cile pada 2027.

Keduanya pengamatan tersebut mungkin bisa mengintip atmosfer planet-planet tersebut. Hasilnya dapat membuka potensi untuk menemukan biosignatures, atau tanda-tanda kehidupan, di luar planet kita.

"Sistem ini mengumumkan apa yang akan datang," kata Olivier Demangeon, penulis studi utama dan peneliti di Instituto de Astrofisica e Ciencias do Espaco, Universitas Porto di Portugal, dalam sebuah pernyataan.

"Kita, sebagai makhluk sosial, telah mencari planet terestrial sejak kelahiran astronomi, dan sekarang kita akhirnya semakin dekat dengan deteksi planet terestrial di zona layak huni bintangnya dan kami dapat mempelajari atmosfernya," kata Demangeon.(aru)

BACA JUGA:

Jeff Bezos ke Luar Angkasa Bareng Pilot Perempuan Lansia

#Sains #Teknologi #Astronomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan