MerahPutih.com - Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut Indonesia menjadi titik terang saat ekonomi dunia suram. Hal tersebut diungkapkan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva saat bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Indonesia remains a bright spot in a worsening global economy (Indonesia tetap menjadi titik terang dalam ekonomi global yang memburuk)," tulis Kristalina melalui akun Instagram pribadinya dikutip pada Rabu (12/10).
Baca Juga:
Peningkatan Produktivitas Masyarakat Dinilai Bisa Atasi Resesi Global
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai, Indonesia tetap perlu waspada dan berhati-hati dengan pujian tersebut. Hal ini merujuk pada pengalaman pada pada krisis ekonomi Tahun 1998.
"Kita punya pengalaman menghadapi krisis berat 1998 (krisis moneter) dan menjadi krisis politik. Saat itu kita terlena dengan pujian IMF yang mengatakan fundamen ekonomi kita cukup kuat," ujar Muzani yang dikutip, Kamis (13/10).
Saat itu, kata Muzani, terjadi resesi lebih dulu di negara Thailand. Namun dalam hitungan minggu usai IMF memuji Indonesia, justru mengalami hal yang sama dengan Thailand, bahkan lebih parah.
"Apa artinya? apa yang dikatakan IMF tidak relevan, jangan-jangan mereka memuji agar kita terlena," jelas pria yang juga Wakil Ketua MPR ini.
Ancaman resesi dan perang yang terjadi di Ukraina, saat ini harus disikapi dengan cermat. Karena implikasinya sudah melanda negara-negara Eropa Barat.
Ia menuturkan, tanda-tanda krisis yang menyebakan resesi sudah terjadi di Inggris, Misalnya, di Kota London, semua makanan harganya naik 25 persen.
"Negara yang begitu luar biasa makmur dan kaya, tapi sekarang harga makanan sangat mahal. Bahkan, biaya listrik dan air bersih naik," katanya.
Selain itu, negara Eropa Barat semua sekarang sedang menghadapi musim dingin. Di mana pasokan gas yang selama ini dari Rusia sekarang ditutup.
"Indonesia, ke depan harus memiliki pemimpin yang kuat dengan memahami permasalahan substansi kerakyatan dan ancaman global," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Pemerintah Dinilai Belum Punya Jurus Jitu Antisipasi Resesi Dunia