DIET ramah lingkungan merupakan salah satu pola makan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan sekaligus melindungi bumi dengan mencegah perubahan iklim. Diet ramah lingkungan meliputi konsumsi makanan yang sehat dan tidak merusak lingkungan. Makanan juga diproduksi dan diproses dengan cara yang mempertimbangkan keberlanjutan.
Siapa saja dapat melakukan diet ramah lingkungan. Diet ini mudah dilakukan dan memberikan dampak positif yang baik untuk kesehatan dan lingkungan. Mengubah kebiasaan memang sulit, tetapi pergeseran sebagian dari menu berbasis daging dapat secara signifikan mengurangi emisi pemanasan global.
Baca Juga:

“Beberapa institusi di sekitar kita memengaruhi pilihan makanan. Pilihanmu tergantung dengan apa yang disediakan oleh pasar swalayan, tempat kerja, kantin sekolahmu atau restoran di mal dalam perjalanan pulang,” jelas Matthew Hayek, asisten profesor studi lingkungan di Universitas New York, dilansir dari laman The Guardian.
Untuk beberapa orang yang ingin mengurangi jejak karbon dari makanan, pilihan makanan alami tidak selalu tersedia. Walaupun ada, makanan tersebut tidak menggugah selera.
Apa yang kita makan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa produksi makanan menyebabkan 35% emisi gas rumah kaca pada planet. Makanan daging bertanggung jawab atas lebih dari dua kali polusi dibandingkan pada buah-buahan, biji-bijian dan sayuran.
Pada bulan April, The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mendesak para pemimpin dunia, terutama di negara maju, untuk mendukung transisi ke pola makan yang berkelanjutan, sehat, rendah emisi untuk membantu mengurangi dampak terburuk dari krisis iklim.
Tetapi beban tidak dapat dipikul oleh individu yang membuat pilihan makanan saja, para ahli menekankan para produsen, pengecer, restoran, tempat kerja dan pemerintah harus saling membantu menyediakan comfort food nabati yang menarik dan lezat.
Ubah pola makan, mulailah berdiet ramah lingkungan dengan cara:
Kurangi konsumsi daging merah
Mengurangi konsumsi daging merah dan protein hewani dapat memberikan dampak nyata terhadap kesehatan dan juga lingkungan. Studi yang dipublikasikan di Jurnal Science mendapati pola makan tanpa produk daging dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 49 persen.
Industri peternakan daging merah secara global merupakan proses yang sangat membebani lingkungan. Peternakan sapi, misalnya, membutuhkan jagung dan kedelai untuk menjadi pakan, lalu tanah dan air setiap harinya. Selain itu, sapi juga melepaskan gas metana yang merusak ozon. Mengurangi konsumsi daging merah juga baik untuk kesehatan jantung dan kardiovaskular.
Bahan makanan yang segar
Pilihlah bahan makanan yang segar ketimbang bahan makanan yang sudah melalui proses pengolahan. Olah bahan makanan ini dengan cara yang sehat agar mendapatkan khasiat yang baik bagi tubuh. Makanan segar yang dapat digunakan umumnya merupakan makanan yang berbasis tumbuhan. Dikutip dari CNN, berdasarkan studi pada 2018, makanan berbasis tumbuhan seperti sayuran memiliki lebih sedikit jejak karbon daripada sumber protein hewani yang paling tidak berdampak, seperti ikan, telur, dan produk susu.
Konsumsi produk vegetarian ini juga berdampak baik pada kesehatan karena mengandung antioksidan dan anti-inflamasi yang tinggi. Dua manfaat ini dapat mencegah berbagai penyakit termasuk kanker dan penyakit jantung.
Baca Juga:
Langit Memerah, Badai Debu Hantam Negara-negara Teluk dan Suriah

Pilih pertanian dan peternakan lokal
Memilih produk makanan yang berasal dari pertanian dan peternakan lokal merupakan salah satu bentuk mendukung keberlanjutan. Memilih pertanian dan peternakan lokal juga menghemat proses pengiriman yang menyebabkan emisi yang tinggi.
Telur, daging ayam, dan produk susu dari peternakan lokal juga dapat dikonsumsi karena mengandung gizi yang tinggi dan diperlukan oleh tubuh.
Konsumsi makanan laut
Makanan laut seperti ikan dan sebagainya baik dikonsumsi. Pilihlah makanan laut yang ditangkap dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Hindari mengonsumsi makan telur ikan dan ikan yang langka. Hindari pula mengonsumsi udang budidaya karena ternak tambak udang dinilai merusak lingkungan.
Menurut laporan IPCC, bila diet ramah lingkungan dapat diterapkan maka emisi bisa turun 29% pada tahun 2050. Pilihan perubahan ada di tangan kamu. Untuk memulai diet ramah lingkungan ini mulailah dari kebiasaan kecil dan tingkatkan secara perlahan. (DGS)
Baca Juga: