Kesehatan
Diet Detoks Makin Digemari Banyak Orang, Apakah Aman?
MEMBAHAS soal diet, ada beragam metode yang diciptakan untuk memecahkan masalah berat badan. Mengatur pola makan atau diet sudah menjadi suatu keharusan yang dilakukan setiap orang dengan tujuan untuk menjaga proporsi tubuh. Salah satu diet yang mulai banyak disukai orang adalah diet detoks. Namun, apakah metode itu bagus dan aman untuk dilakukan?
Baca juga:
Diet detoks umumnya merupakan metode dengan intervensi jangka pendek yang dirancang untuk menghilangkan racun dari tubuh. Diet detoks yang khas melibatkan periode puasa, diikuti dengan diet ketat buah, sayuran, jus buah, dan air.
Kadang-kadang detoksifikasi juga mencakup bahan herbal termasuk teh, suplemen, dan pembersihan usus besar. Selain untuk menurunkan berat badan, Menurut laman Healthline, metode diet ini diklaim dapat membantu berbagai masalah kesehatan, seperti pencernaan, penyakit autoimun, peradangan, alergi, kembung, dan kelelahan kronis.
Ada banyak cara untuk melakukan diet detoks. Sebagian besar diet detoksifikasi melibatkan setidaknya satu dari hal berikut: berpuasa selama 1-3 hari, minum jus buah dan sayuran segar, minum suplemen atau ramuan herbal, berolahraga secara teratur, menghilangkan makanan yang mengandung logam berat, kotaminan, dan alergen, menghilangkan secara penuh alkohol, kopi, rokok, dan gula.
Baca juga:
3 Kesalahan Diet Ini Bisa Berakibat Fatal dan Sering Dilakukan Banyak Orang
Meski menurut banyak orang diet detox ini dinilai sangat bagus karena menghilangkan lemak dan karbohidrat, kamu perlu melakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Penting untuk mempertimbangkan kemungkinan efek samping.
Diet yang membatasi protein, karbohidrat, dan membutuhkan puasa bisa menyebabkan kelelahan. Puasa jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi vitamin dan mineral. Mengutip laman MayoClinic, diet ini bukanlah solusi yang baik untuk jangka panjang.
Untuk hasil yang langgeng, disarankan untuk makan makanan sehat berdasarkan buah-buah dan sayuran, biji-bijian, dan sumber protein tanpa lemak. Studi pada salah satu wanita menunjukkan bahwa puasa 48 jam dalam periode tiga minggu pengurangan asupan kalori dapat meningkatkan kadar hormon stres kamu.
Baca juga:
Setelah membaca ulasan di atas, apa kamu tertarik untuk menjalankan diet detoks? Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter ya sebelum memulainya. (Nic)