SALAH satu situasi yang paling membuat frustasi hubungan percintaan adalah ketika orang tercinta tidak mau berbicara. Kamu pun menduga-duga diamnya si pacar akibat marah atau sikap apatis. Pusing kan?
Perlakuan cuek selalu tidak menyenangkan. Lalu bagaimana kamu membujuknya untuk terbuka? Atau haruskah kamu menghormati sikap diamnya itu? Penulis buku Reading People, Wendy L. Patrick, JD., PhD dalam artikel Psychology Today (13/7) memberikan masukan menghadapi sikap diam pasangan. Kamu perlu menyimaknya untuk kelangsungan hubunganmu.
Salah satu aspek terpenting dari mengatasi perlakuan diam orang yang dicintai adalah belajar bagaimana memecahkannya. Christine E. Rittenour dkk, dalam sebuah penelitian yang berjudul “Socializing the Silent Treatment”, meneliti masalah ini sehubungan dengan komunikasi orangtua dan anak dewasa.
Studi tersebut fokus pada peran dan penggunaan perlakuan cuek dalam keluarga. Menurut para peneliti, perlakuan cuek adalah tindakan cuek dapat merusak hubungan, memutus komunikasi, dan mengecawakan hubungan interpersonal.
Konflik Destruktif Terselubung
Penelitian dimulai dengan mengenali mengapa menahan perasaan negatif menjadi bentuk konflik destruktif terselubung, yang terkadang mencapai titik puncaknya dalam bentuk komunikasi langsung yang tidak baik. Namun, mereka juga mengenali apa yang dialami kebanyakan orang dalam hubungan: perasaan menyakitkan sering kali berasal dari menahan diri itu sendiri.
Rittenour dkk mencatat bahwa bahkan tanpa gejolak emosi, ketidaksenangan antarpribadi dapat bermanifestasi penyangkalan, seperti bersikeras bahwa semuanya "baik-baik saja" atau melepaskan diri.
Baca juga:
Jarang Disadari, Tanda Kamu Terlalu Bergantung pada Pasangan
Mereka mengatakan bahwa menurut definisi, perlakuan diam dimotivasi oleh keinginan untuk membuat penerima tidak yakin tentang statusnya di benak pasangan yang diam, yang menurut mereka membuatnya lebih sulit untuk diatasi daripada bentuk pengungkapan keluhan atau keluhan yang tidak sengaja disembunyikan.
Dalam hubungan antarsahabat karib, Rittenour dkk menyatakan bahwa diam-diaman yang berlangsung lama menyebabkan rasa sakit yang luar biasa bagi penerima.
Mengatasi Sikap Cuek
Karena pasangan yang memaksakan perlakuan diam tidak berbicara, kamu dibiarkan menafsirkan apa yang tampak. Rittenour dkk mencatat bahwa individu yang memberikan sanksi dengan mendiamkan mungkin menunjukkan sikap acuh tak acuh, terlibat dalam kontak mata yang lebih sedikit, dan sering mengabaikan penerima.
Karena penerima sering didorong untuk mengakhiri hubungan nonproduktif tersebut, peneliti menemukan apa yang mungkin diduga: asosiasi negatif dalam komitmen atas penggunaan sikap diam.
Namun, bagaimana jika berdiam diri bukanlah diniatkan untuk jahat tetapi untuk kebaikan? Pasangan tentu harus mempertimbangkan saat-saat ketika diam dapat menyelamatkan suatu hubungan.
Baca juga:
8 Jenis Cinta Menurut Kepercayaan Yunani, Termasuk yang Mana Kamu dan Pasangan?
Kebanyakan orang telah mengatakan sesuatu yang mereka harap bisa ditangkap. Entah berbicara karena marah atau tidak peka, terkadang emosi menguasai diri. Ingat trik "Hitung sampai 10" sebelum kamu berbicara karena emosi?
Beberapa pasangan menggunakan diam untuk menghindari mengatakan sesuatu yang akan mereka sesali. Saat pasangan diam, kamu perlu tahu alasannya. Dia mungkin berhenti berkomunikasi karena marah atau apatis. Namun juga pertimbangkan bahwa beberapa pasangan mungkin menjadi cuek bukan karena kedengkian, tetapi untuk mempertahankan hubungan mereka.
Hal itu tergantung pada keadaan karena konteks menafsirkan sikap (atau ketiadaan omongan). Dalam hubungan yang sudah mapan, kedua pasangan pasti akan akrab dengan gaya manajemen konflik masing-masing. Beberapa pasangan meluangkan waktu masing-masing, sedangkan orang lain memilih membicarakannya. Kecuekan yang dimaksud adalah penyimpangan dari norma yang biasanya menandakan perselisihan relasional.
Jadi, ketika salah satu pasangan membutuhkan ruang dan keheningan, jangan membuang waktu untuk menduga-duga. Luangkan waktu untuk merenungkan aspek positif dari hubungan kamu dan bagaimana hal itu dapat ditingkatkan. Lalu, kembalilah dengan suasana hati yang lebih baik dan siap untuk terlibat kembali dengan penuh kasih. (aru)
Baca juga:
